Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

- Pewarta

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Ustad Juneid

Arikel, Salam News. Id – Allah SWT memberikan wahyu kepada sebagian nabi tentang balasan bagi hamba yang mencintai-Nya, takut, dan malu. Barangsiapa menemui Allah dalam keadaan cinta kepada-Nya, akan dimasukkan ke dalam surga oleh kasih sayang-Nya.

Cinta kepada Allah adalah bentuk kerinduan seorang hamba kepada Tuhannya, mengharapkan pahala dan ridha-Nya semata. Surga dijanjikan bagi orang yang mencintai Allah dengan hati tulus, perbuatan baik, dan amal yang penuh keikhlasan.

Ucapan KPU-HPN 2025

Sedangkan barangsiapa meninggal dalam keadaan takut kepada Allah, akan dijauhkan dari api neraka yang menyala-nyala. Rasa takut kepada Allah bukan ketakutan biasa, melainkan kesadaran akan kebesaran-Nya dan siksa bagi orang berdosa.

Takut itu menjadikan seseorang hati-hati dalam bertindak, tidak melanggar syariat, dan senantiasa taat kepada Allah. Allah menyelamatkan hamba yang takut kepada-Nya dari neraka, dengan rahmat-Nya yang luas dan kasih-Nya yang agung.

Sementara itu, seseorang yang meninggal dalam keadaan malu kepada Allah akan diberikan ampunan oleh malaikat pencatat. Rasa malu ini bukan karena makhluk, tetapi rasa takut yang mendalam kepada Allah atas segala dosa dan kelalaiannya.

Allah membuat para malaikat pelindung melupakan dosa hamba yang mati dalam keadaan malu karena takut azab-Nya. Itulah kasih sayang Allah kepada hamba yang sadar akan kesalahan, dan sungguh-sungguh ingin kembali ke jalan benar.

Dari Abdullah bin Mas’ud diriwayatkan bahwa taat kepada perintah Allah adalah bentuk ibadah terbaik bagi setiap hamba. Menunaikan kewajiban yang telah Allah tetapkan dengan sempurna menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa sejati.

Meninggalkan larangan Allah adalah bentuk ketaatan tertinggi, yang menunjukkan keimanan dan kepasrahan kepada kehendak-Nya. Barangsiapa menjauhi larangan Allah, ia akan menjadi orang yang zuhud, yakni tidak terikat dengan dunia yang fana ini.

Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi meletakkan dunia di tangan, bukan di dalam hati. Ridha terhadap ketetapan Allah adalah kekayaan sejati, karena orang yang ridha tidak bergantung pada selain kehendak-Nya.

Kekayaan sejati bukanlah harta, melainkan hati yang tenang dan menerima semua takdir yang telah Allah tetapkan. Menerima rezeki yang Allah beri, besar atau kecil, adalah bentuk kesyukuran yang membuka pintu kelapangan hidup.

Baca Juga :  BPRS Bhakti Sumekar Dukung Penuh Program Bazar di Bulan Ramadhan Oleh Pemkab Sumenep

Shalih al-Marqadi pernah melewati reruntuhan dan berkata: Di manakah penghuni negeri ini, dan di manakah keturunannya?

Ia bertanya kepada tanah itu tentang orang-orang terdahulu yang pernah tinggal, bekerja, dan hidup di tempat tersebut. Lalu dijawab: Mereka semua telah tiada, jasad membusuk di bawah debu, hanya amal baik yang tetap dikenang selamanya.

Amal baik adalah warisan abadi yang tak akan sirna, menjadi saksi dan penentu nasib seseorang di akhirat kelak. Iman yang benar bukan hanya diucapkan, melainkan tertanam dalam hati dan dibuktikan melalui amal dan perbuatan nyata.

Kesabaran memiliki tiga tingkatan, menurut sebagian ulama: menahan diri dari mengeluh adalah tingkat pertama keimanan. Tingkatan kedua kesabaran adalah merasa cukup dengan takdir Allah, dan ini merupakan derajat orang-orang zuhud sejati.

Tingkatan ketiga adalah mencintai ujian dan cobaan, ini adalah derajat tertinggi, milik orang-orang yang benar-benar jujur. Mereka yang sabar pada cobaan akan diberi pahala besar oleh Allah, karena setiap musibah mengandung hikmah tersembunyi.

Dalam hadits disebutkan, hari raya Allah adalah rasa cukup. Siapa tidak mampu, bersabarlah atas apa yang tak disukai. Kesabaran dalam menerima yang tak diinginkan adalah kebaikan besar, sebab dalam kesulitan selalu tersembunyi rahmat Allah.

Orang yang mencintai Allah tidak hanya saat lapang, tetapi juga tetap taat saat susah, sempit, dan menderita sekalipun. Demikian pula orang yang takut kepada Allah tetap menjauhi dosa walaupun sedang dalam kesendirian dan jauh dari manusia.

Sementara itu, orang yang malu kepada Allah akan senantiasa introspeksi, memperbaiki diri, dan menyesali kesalahannya. Malu kepada Allah adalah bentuk tertinggi dari kesadaran spiritual yang memunculkan rasa tanggung jawab terhadap hidup.

Dengan tiga sifat ini—cinta, takut, dan malu—seorang hamba dapat mencapai derajat tinggi di sisi Allah SWT. Allah tidak pernah menyia-nyiakan amal seorang hamba, sekecil apa pun itu, jika dilakukan dengan niat yang ikhlas.

Semua amal dicatat oleh malaikat, kecuali jika Allah berkehendak untuk melupakan dosa karena rahmat-Nya kepada hamba. Kesimpulannya, cinta, takut, dan malu kepada Allah merupakan pilar penting dalam keimanan dan ketaatan seorang hamba.

Baca Juga :  Keikhlasan dan Ketawadhu'an Abu Bakar al-Shibli: Teladan Kehidupan Seorang Sufi dalam Meninggalkan Dunia Demi Akhirat

Melalui ketiganya, Allah menjanjikan surga, keselamatan dari neraka, dan penghapusan dosa-dosa melalui ampunan-Nya.(Red/Part.15)

Refrensi Kajian,

Kitab Nashaihul Ibad

وَأَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى بَعْضِ الْأَنْبِيَاءِ: مَنْ لَقِيَنِي وَهُوَ يُحِبُّنِي أَدْخَلْتُهُ حَتَّنِي وَمَنْ لَقِيَنِي وَهُوَ يَخَافُنِي أَجْتَبْتُهُ نَارِي، وَمَنْ لَقِيَنِي بِالْمَوْتِ وَهُوَ يَسْتَحِيي مِنِّي أَنسَيْتُ الحفظة ذُنُوبَهُ.
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ : أَنَّ مَا افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَاجْتَنِبُ مَحَارِمَ اللَّهِ تَكُنْ أَزْهَدَ النَّاسِ، وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللَّهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ.
وَعَنْ صَالِحِ المَرْقَدِي أَنَّهُ مَرْ بِبَعْضِ الدِّبَارِ فَقَالَ: يَا دِيَارُ أَبْنَ أَهْلُكِ الأوَّلُونَ وَأَبْنَ عُمَارُكِ.
والسَّلَامُ : أَنتُمُ المُؤْمِنُونَ حَقًّاً) أي إيماناً مطابقاً للمواقع (وَرَبِّ الْكَعْبَةِ) الواو للقسم.
قال بعض العارفين الصبر ثلاث مقامات: ترك الشكوى وهي درجة التابعين، والرضا بالمقدور وهي درجة الزاهدين، والمحبة للابتلاء وهي درجة الصديقين، ففي الحديث : العيدِ اللهِ عَلَى الرِّضَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَفِي الصَّبْرِ عَلَى مَا نكره خير كثير
(و) المقالة السادسة والعشرون أوحى الله تعالى إلى بعض الأنبياء عليهم السلام (من لقيني) بالموت (وهو يحبني) أي يشتاق إلي ويرغب فيما عندي من الثواب (أدخلته جنتي) مع السابقين (ومن لقيني بالموت (و) الحال هو يخافني) أي يخاف عذابي (أجنبته ناري، ومن لقيني بالموت وهو يستحيي مني بأن تنقبض نفسه من شيء خوفاً من عقاب الله تعالى عليه أنسيت الحفظة) أي الملائكة الذين كثيرا أعماله (ذنوبه).
(و) المقالة السابعة والعشرون (عن عبد الله بن مسعود) رضي الله عنه (أد ما افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكَ) بالتمام تكُن أعبد الناس) أي نصر أكثر الناس عبادة واجتيب مَحَارِمَ اللهُ تَكُنْ أَزْهَدَ النَّاسِ) أي نصر أكبر الناس بغضاً للدنيا وإعراضاً عنها (وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ) من الرزق (تَكُن أَغْنَى النَّاسِ) أي نصر أكثر الناس مالاً .
(و) المقالة الثامنة والعشرون عن صالح المرقدي) رضي الله عنه أنه من ببعض الديار فقال: با ديار أين أهلك أي أين مؤنسك (الأولون وابن عمارك) أي
المَاضُونَ؟ وَأَيْنَ سُكَانُكِ الأَقْدَمُونَ؟ فَهَتَفَ بِهِ هَائِفٌ: انْقَطَعَتْ آثَارُهُمْ، وَبَلِيَتْ تَحْتَ التَّرَابِ أَجْسَامُهُمْ، وَبَقِيَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَائِدَ

Berita Terkait

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan
Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati
Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid
Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar
Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H
Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni
Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat
Jangan Merasa Paling Benar, Akhir Hidup Kita Masih Rahasia

Berita Terkait

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan

Senin, 7 Juli 2025 - 16:16 WIB

Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:09 WIB

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid

Jumat, 27 Juni 2025 - 07:28 WIB

Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar

Kamis, 5 Juni 2025 - 22:23 WIB

Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:20 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:33 WIB

Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:26 WIB

Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

Berita Terbaru