Ancaman Aksi dan Desakan Keadilan: Guru Honorer Sumenep Bergerak

- Pewarta

Sabtu, 20 September 2025 - 15:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Kebijakan formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu di Sumenep memicu gelombang kritik tajam. Kritik datang dari para guru honorer yang merasa tidak diakomodasi dalam pengusulan formasi yang diajukan Dinas Pendidikan Sumenep.

Dinas Pendidikan Sumenep diketahui hanya mengusulkan sebanyak 1.621 guru dari total 2.119 guru honorer yang ada. Artinya, sebanyak 498 guru honorer tidak dimasukkan dalam usulan formasi tanpa penjelasan atau kejelasan nasib mereka ke depan.

Salah seorang guru honorer, yang enggan disebutkan namanya, menyampaikan kekecewaan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil itu. Menurutnya, pemerintah seharusnya mengusulkan seluruh guru honorer, bukan hanya sebagian, apalagi tanpa alasan yang jelas.

Ucapan KPU-HPN 2025

Ia menyebut kebijakan ini melukai hati para tenaga pendidik yang telah lama mengabdi dengan penuh dedikasi. “Harusnya semua diusulkan. Jangan setengah-setengah. Kami merasa seperti tidak dianggap,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Guru tersebut juga mempertanyakan nasib ratusan guru honorer lain yang bernasib serupa dengannya di Kabupaten Sumenep. “Bagaimana dengan ratusan lainnya yang tidak masuk usulan? Kami juga punya hak yang sama,” lanjutnya prihatin.

Baca Juga :  PC PMII Sumenep Gelar Audiensi Terkait Kasus Pencemaran Nama Baik Institusi

Ia mengatakan bersama rekan-rekannya telah merencanakan aksi demonstrasi di depan kantor Dinas Pendidikan Sumenep. Aksi ini direncanakan berlangsung pada hari Senin, 22 September 2025, sebagai bentuk protes atas kebijakan tersebut.

“Kami akan turun ke Disdik. Ini soal masa depan kami. Kami hanya menuntut keadilan dari pemerintah daerah,” ujarnya.

Para guru honorer tersebut mengaku sangat terpukul, apalagi mengingat status Non-ASN akan segera berakhir tahun depan. Tanpa kejelasan status, mereka merasa masa depan sebagai tenaga pendidik menjadi semakin tidak menentu dan terancam.

“Kami digantung tanpa arah. Kami ingin kepedulian dari Disdik, bukan pembiaran,” ungkapnya penuh emosi dan harap.

Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, akhirnya memberikan penjelasan terkait kebijakan pengusulan formasi PPPK tersebut.

Ia menegaskan bahwa pengusulan PPPK Paruh Waktu telah dihentikan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. “Kesulitannya memang di kebutuhan. Kalau satuan pendidikan sudah terisi, tidak bisa ditambah lagi,” jelas Agus pada Jumat.

Baca Juga :  PWRI Sumenep Bagikan Voucher Takjil Gratis

Menurut Agus, jumlah formasi tidak bisa dipaksakan karena berkaitan langsung dengan struktur dan kebutuhan sekolah-sekolah. Pengajuan formasi guru PPPK harus mengikuti ketentuan jumlah siswa, rasio guru, dan efektivitas sistem pendidikan.

Namun, pernyataan tersebut tidak mampu meredam kekecewaan para guru honorer yang merasa diperlakukan tidak adil. Sebagian guru merasa keputusan ini menunjukkan kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap kontribusi mereka selama ini.

Para guru berharap ada kebijakan lanjutan yang lebih adil dan tidak menyisakan guru honorer yang telah lama mengabdi. Mereka mendesak Dinas Pendidikan dan Pemkab Sumenep membuka dialog dan solusi konkret, bukan hanya alasan teknis.

Jika tuntutan tidak dipenuhi, para guru berencana melanjutkan tekanan lewat jalur hukum atau ke pemerintah pusat.(*/Red)

Berita Terkait

MEC 2025 Resmi Digelar: 100 Kostum Etnik Warnai Malam Budaya di Jantung Sumenep
Madura Ethnic Carnival 2025: Ketika Topeng Jadi Simbol Kejayaan Budaya Lokal
DPRD Sumenep Soroti Makanan Basi di Program MBG: Bukti Lemahnya Pengawasan
Dari Kernet ke Kursi DPRD: Kisah Perjuangan Hairul Anwar yang Menginspirasi
Festival Budaya atau Ajang Penggelapan? Dana MCF 2025 Dipertanyakan
Nia Kurnia Fauzi Anggota DPRD Sumenep Raih Legislatif Jatim Awards 2025, Harumkan Nama Sumenep
Harga Daging Sapi di Sumenep Naik Signifikan, Tembus Rp150 Ribu per Kilogram
Dari Pendopo Agung, Sumenep Bersatu Meneladani Cinta dan Kasih Rasulullah

Berita Terkait

Sabtu, 20 September 2025 - 23:25 WIB

MEC 2025 Resmi Digelar: 100 Kostum Etnik Warnai Malam Budaya di Jantung Sumenep

Sabtu, 20 September 2025 - 23:15 WIB

Madura Ethnic Carnival 2025: Ketika Topeng Jadi Simbol Kejayaan Budaya Lokal

Sabtu, 20 September 2025 - 15:33 WIB

Ancaman Aksi dan Desakan Keadilan: Guru Honorer Sumenep Bergerak

Sabtu, 20 September 2025 - 13:43 WIB

DPRD Sumenep Soroti Makanan Basi di Program MBG: Bukti Lemahnya Pengawasan

Jumat, 19 September 2025 - 14:03 WIB

Dari Kernet ke Kursi DPRD: Kisah Perjuangan Hairul Anwar yang Menginspirasi

Selasa, 16 September 2025 - 17:11 WIB

Nia Kurnia Fauzi Anggota DPRD Sumenep Raih Legislatif Jatim Awards 2025, Harumkan Nama Sumenep

Selasa, 16 September 2025 - 13:08 WIB

Harga Daging Sapi di Sumenep Naik Signifikan, Tembus Rp150 Ribu per Kilogram

Selasa, 16 September 2025 - 12:23 WIB

Dari Pendopo Agung, Sumenep Bersatu Meneladani Cinta dan Kasih Rasulullah

Berita Terbaru