Oleh Moh. Rofiq Risandi*
Sudah lama rasanya kita hidup di suasana yang berbeda dengan sebelumnya, 3 tahun yang lalu kita hidup dengan normal dan sekarang kita hidup dengan ketidaktenangan. Adanya virus corona telah memengaruhi setiap sendi masyarakat Indonesia. Baik secara sosial, ekonomi, dan keagamaan. Di tengah pandemi ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk memerangi penyebaran virus corona. Program-program telah direalisasikan sebagai upaya menekan covid-19. Termasuk program vaksin sudah direlisasikan.
Dampak yang sangat besar bagi bangsa kita dalam berbagai sektor termasuk hancurnya prekonomian bangsa indonesia, memengaruhi setiap aspek pendidikan di Indonesia. Hal ini merupakan suatu persoalan yang sangat besar bagi kita semua. Proses pembelajaran secara daring sangat dirasa tidak efektif, perekonomian bangsa yang sangat turun drastis ini merupakan kegagalan pemerintah untuk mempertahankan dan menstabilitaskan perekonomian bangsa indonesia.

Wahai kaum dewa, wahai kaum intlektual di mana kau sembunyi? apakah kalian semua berdiam di bahwa pantat para penguasa negeri ini? Kita yang selama ini dibodohi, sehingga kita tidak tau bahwa regulasi pemerintah saat ini merupakan pelemahan terhadap gerakan mahasiswa, di tengah pendemi saat ini kebanyakan dari kalangan kita sendiri terlalu takut untuk menyuarakan isi hati padahal sudah jelas mereka sendiri paham dengan arus negeri ini.
Mahasiswa yang katanya agent of change, agent of intelektual, agent of social control, sudah tidak bisa menyuarakan identitas yang mereka sandang. Jika kita sebagai mahasiswa akan selalu tunduk dan patuh terhadap pemerintah, maka lambat laun identitas mahasiswa bergeser menjadi mahasiswa agent online. Di mana hal ini dapat berdampak dan berkelanjutan ke generasi selanjutnya. Gerakan yang selama ini didamba-dambakan hanya menjadi bahan perbincangan di warung kopi. Sehingga kita hanya bisa bernarasi dan tidak bisa memberikan opsi melalui orasi.
Dengan hadirnya Covid – 19 ke negara Indonesia, birokrat semakin sennang mempermainkan semua regulasi dan kita sebagai masyarakat kecil hanya bisa menonton. Entah sampai kapan Indonesia akan berada dalam situasi yang mencekam ini? Kita diibaratkan wayang yang sedang dipermainkan oleh para penguasa negeri. Wallahu A’lam.
*Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Islam Malang. Kader PMII Al-Fanani Komisariat Universitas Islam Malang