Sumenep, Salam News. Id – Tahun baru selalu menjadi momen penting bagi banyak orang, baik untuk merayakan maupun untuk berintrospeksi. Dalam Islam, momen pergantian tahun tidak dianjurkan untuk dirayakan dengan pesta pora, karena tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran agama. Ustad Juneid, seorang tokoh muda memberikan penjelasan tentang pandangan Islam terhadap tahun baru.
Menurut Ustad Juneid, pergantian tahun tidak seharusnya dijadikan ajang untuk perayaan yang berlebihan. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu mengingat tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Tahun baru bisa menjadi momentum untuk evaluasi diri, bukan untuk merayakan hal yang tidak ada manfaatnya dalam konteks spiritual.
Ustad Juneid juga menekankan bahwa dalam ajaran Islam, perayaan tidak perlu diadakan secara berlebihan. Momen seperti ini sebaiknya digunakan untuk berdoa dan memohon ampunan, serta berusaha untuk memperbaiki diri. Menurut beliau, tujuan hidup umat Islam adalah untuk menambah amal ibadah, bukan untuk merayakan sesuatu yang tidak memiliki nilai spiritual.

Dalam pandangan Islam, setiap hari adalah kesempatan baru untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pergantian tahun atau hari-hari lainnya. Yang penting adalah bagaimana umat Islam menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab terhadap Allah.
Selain itu, Ustad Juneid juga menyoroti pentingnya meneladani para sahabat dan tokoh-tokoh agama Islam dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak pernah merayakan tahun baru seperti yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Sebagai contoh, sahabat Nabi Muhammad SAW lebih fokus pada ibadah dan pengabdian kepada Allah daripada merayakan peristiwa-peristiwa duniawi.
Banyak ulama dan tokoh agama Islam lainnya yang juga memiliki pandangan serupa dengan Ustad Juneid. Mereka mengingatkan bahwa merayakan tahun baru dengan cara yang tidak sesuai dengan syariat Islam bisa membuka pintu bagi budaya asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga akidah dan tidak terjerumus dalam perayaan yang tidak bermanfaat.
Sebagai ganti dari perayaan tahun baru, Ustad Juneid mengajurkan agar umat Islam memperbanyak doa dan istighfar. Tahun baru bisa menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan perjalanan hidup, introspeksi, serta bertekad untuk lebih baik di masa depan. Dalam Islam, setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah.
Menurut Ustad Juneid, banyak umat Islam yang terjebak dalam tradisi merayakan tahun baru tanpa menyadari bahwa itu bukan bagian dari ajaran agama. Padahal, Islam mengajarkan umatnya untuk selalu fokus pada kehidupan yang lebih abadi, yaitu kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, merayakan tahun baru dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran agama bisa menjadi suatu kebiasaan yang mengalihkan fokus dari tujuan hidup yang sebenarnya.
Ustad Juneid juga mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada perayaan atau kemewahan duniawi. Kebahagiaan yang sesungguhnya datang dari ketenangan hati dan kedekatan dengan Allah. Oleh karena itu, dalam menyambut tahun baru, umat Islam seharusnya lebih memperhatikan kualitas ibadah mereka daripada hanya fokus pada kegiatan duniawi yang tidak membawa manfaat spiritual.
Dalam Islam, setiap tindakan yang dilakukan harus didasarkan pada niat yang baik dan tujuan yang jelas. Momen pergantian tahun bisa menjadi peluang bagi umat Islam untuk memperbaharui niat mereka dalam beribadah dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, tahun baru bisa menjadi awal yang baik untuk melangkah menuju kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Pandangan Ustad Juneid dan banyak tokoh agama Islam lainnya mengajarkan bahwa tahun baru bukanlah momen yang harus dirayakan dengan perayaan yang berlebihan. Sebaliknya, momen ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berintrospeksi, memperbaiki diri, dan memperkuat ibadah kepada Allah. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu fokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah SWT.(Red)