Sumenep, Salam News. Id – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep melaksanakan vaksinasi massal cegah penularan penyakit campak. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memutus rantai penyebaran virus campak yang meningkat beberapa waktu terakhir di Sumenep.
Vaksinasi pertama kali dilaksanakan oleh Dinkes P2KB Sumenep di TK Pertiwi yang berada di pusat kota Sumenep. Kegiatan vaksinasi ini dimulai pada hari Senin tanggal 25 Agustus dan melibatkan berbagai unsur tenaga kesehatan setempat.
Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg Elya Fardasah, menyampaikan pentingnya vaksinasi untuk menekan penyebaran penyakit campak di masyarakat. Menurut drg Elya, saat ini jumlah penderita campak di Kabupaten Sumenep yang meninggal dunia cukup memprihatinkan.

“Sampai saat ini jumlah penderita campak yang meninggal di Kabupaten Sumenep tercatat sebanyak 17 pasien,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, pihak Dinkes P2KB merasa perlu melakukan langkah konkret melalui pelaksanaan imunisasi campak secara serentak. Imunisasi dilakukan tidak hanya di wilayah daratan tetapi juga menyasar masyarakat di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep.
Jumlah sasaran imunisasi campak kali ini mencapai lebih dari 74 ribu anak yang tersebar di seluruh wilayah Sumenep. Dinkes P2KB menargetkan capaian vaksinasi campak harus mencapai 95 persen agar kekebalan komunitas terbentuk secara optimal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Outbreak Response Immunization (ORI) yang dilaksanakan selama dua minggu berturut-turut. Setelah pelaksanaan dua minggu, akan dilakukan evaluasi menyeluruh untuk melihat sejauh mana capaian target imunisasi tersebut.
Jika ditemukan wilayah yang belum mencapai target, akan dilakukan penyisiran vaksinasi lanjutan selama satu minggu berikutnya. Vaksinasi dilakukan serentak di 26 Puskesmas yang tersebar baik di wilayah daratan maupun di wilayah kepulauan Sumenep.
Sasaran utama vaksinasi adalah anak-anak berusia nol sampai lima tahun, serta dilanjutkan ke anak usia sekolah. Pelaksanaan dilakukan secara bertahap agar seluruh anak yang termasuk sasaran bisa mendapatkan vaksinasi campak secara merata.
Untuk memantau perkembangan dan respon cepat terhadap kasus campak, Dinkes Sumenep menggunakan aplikasi SKDR. Aplikasi SKDR atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon menjadi alat penting dalam memantau data suspect campak.
Dengan SKDR, Dinkes dan Puskesmas dapat segera bertindak apabila ada gejala atau laporan terkait dugaan kasus campak. Langkah cepat ini diharapkan dapat mencegah penyebaran campak lebih luas terutama di daerah yang sulit dijangkau.
Wakil Bupati Sumenep KH Imam Hasyim turut memberikan pernyataan mendukung pelaksanaan program vaksinasi campak tersebut. Ia mengimbau seluruh masyarakat agar mendukung penuh program ini demi kesehatan dan keselamatan anak-anak di Sumenep.
“Dukungan semua pihak sangat penting agar pelaksanaan vaksinasi ini berjalan lancar dan mencapai target maksimal,” katanya. Wakil Bupati juga berharap penyakit campak di Kabupaten Sumenep bisa dikendalikan dan tidak memakan korban lagi.(*/Red)











