Sumenep, Salam News. Id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep kembali mendapat sorotan dari berbagai pihak termasuk wakil rakyat. Pasalnya, terdapat laporan dari wali murid yang mengeluhkan kualitas makanan, bahkan ditemukan nasi basi hingga berulat di sekolah.
Keluhan tersebut membuat masyarakat resah dan mempertanyakan efektivitas pengawasan dalam pelaksanaan program yang seharusnya bermanfaat bagi siswa.
Anggota DPRD Sumenep dari Dapil III, M Ramzi, ikut angkat bicara terkait masalah makanan basi dan berulat itu.
Menurutnya, temuan tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak pengelola terhadap distribusi makanan yang diberikan kepada siswa.

“Kalau sampai ada makanan basi dan berulat, berarti pengawasannya lemah. Mestinya jangan sampai terjadi,” ujarnya tegas. Ia menambahkan, apalagi program MBG ini masih tergolong baru dan seharusnya masih bisa dikontrol dengan ketat.
Ramzi merasa kecewa karena program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi justru membahayakan kesehatan siswa. “Itu bisa jadi bukan bergizi gratis, malah bikin orang sakit,” katanya sambil menyinggung kasus keracunan di daerah lain.
Politisi Hanura itu membandingkan dengan insiden di Kabupaten Pamekasan, di mana siswa keracunan makanan dari program serupa. Pihaknya meminta agar kejadian seperti ini tidak dianggap sepele dan harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Menurutnya, jika kejadian ini berulang, bisa muncul dugaan adanya unsur kesengajaan dalam pendistribusian makanan yang tidak layak. “Kalau sampai kejadian lagi, bisa jadi ada unsur kesengajaan. Pihak yang berkompeten harus menghentikan itu,” tegasnya.
Ramzi menuntut pengelola program MBG memperhatikan aspek kebersihan, keamanan, dan kualitas makanan secara menyeluruh. Ia menyarankan pengawasan dilakukan secara rutin dan ketat di setiap dapur MBG sebelum makanan disalurkan ke sekolah.
Terpisah, Kepala Dapur MBG Kecamatan Pragaan, Amin Jakfar, mengakui memang ada permasalahan terkait kualitas makanan tersebut. Pihaknya langsung menindaklanjuti laporan itu dengan menggelar rapat koordinasi untuk mencari solusi jangka panjang.
Amin menegaskan bahwa masalah ini tidak akan terjadi lagi dan pihaknya sudah meningkatkan pengawasan internal dapur. “Ya benar itu, tidak akan terjadi lagi untuk selanjutnya,” jelas Amin saat dikonfirmasi wartawan pada Jumat (19/9/2025).
Ia berharap ke depan masyarakat bisa kembali percaya pada program MBG karena tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan siswa. Langkah evaluasi dilakukan untuk menjamin makanan yang diberikan benar-benar memenuhi standar gizi dan kebersihan yang layak.
Diharapkan pengelola MBG di setiap kecamatan dapat menjadikan kasus di Pragaan sebagai pelajaran penting. Pemerintah Kabupaten Sumenep pun diharapkan turun tangan untuk memperbaiki sistem dan memastikan tidak ada kejadian serupa.
Dengan perbaikan sistem pengawasan, maka tujuan program MBG bisa tercapai yaitu meningkatkan gizi dan kesehatan siswa. Jika tidak ada langkah perbaikan, program yang seharusnya mulia ini bisa berubah menjadi ancaman bagi siswa.
Masyarakat pun menunggu tindak lanjut nyata dari pemerintah dan pengelola program untuk menjamin kualitas makanan. Ke depan, sinergi antara pengelola, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan demi suksesnya program MBG di Sumenep.(*/Red)