Sumenep, Salam News. Id – Sebanyak 64 rumah di Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang wilayah. Kerusakan rumah dikategorikan sedang hingga berat, membuat warga terpaksa mengungsi sementara. Kejadian ini terjadi Selasa malam, menimbulkan kepanikan luas.
Danramil Sepudi, Kapten Kav Suparman menyampaikan, pendataan kerusakan masih terus dilakukan hingga Rabu pagi. Jumlah rumah rusak kemungkinan bertambah. “Sejauh ini ada 64 rumah rusak,” kata Suparman kepada awak media, menegaskan Koramil juga mengerahkan tim membantu masyarakat terdampak.
Selain rumah rusak, terdapat empat warga mengalami luka akibat tertimpa reruntuhan dinding. Mereka segera dilarikan ke Puskesmas Sepudi setempat. Kondisi para korban berangsur membaik. Setelah mendapat perawatan, mereka sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan sesuai anjuran.

“Alhamdulillah mereka bisa pulang,” imbuh Salah satu tenaga kesehatan yang tidak mau disebutkan namanya, tenaga kesehatan setempat, yang memastikan layanan medis tetap disiagakan mengantisipasi kemungkinan korban tambahan. Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo langsung memimpin rapat bersama Forkopimda guna membahas langkah penanggulangan dampak pascagempa mengguncang.
Fauzi menegaskan pemerintah daerah segera mengirimkan tim gabungan BPBD, Kodim, serta Polres Sumenep untuk menyalurkan bantuan logistik masyarakat terdampak. “Sejak pagi, tim sudah berangkat membawa kebutuhan darurat bagi korban,” katanya. Bantuan berupa makanan, tenda, dan perlengkapan medis didistribusikan.
BMKG melaporkan, gempa berkekuatan magnitudo 6,5 itu terjadi Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB. Guncangan cukup kuat terasa hingga daratan. Lokasi gempa berada di titik koordinat 7,25 derajat lintang selatan dan 114,22 derajat bujur timur, berdasarkan laporan resmi BMKG.
Pusat gempa berada di laut sekitar 50 kilometer tenggara Sumenep dengan kedalaman sebelas kilometer. Meski kuat, BMKG memastikan tidak berpotensi tsunami. Warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Suasana mencekam berlangsung beberapa menit pascagempa sebelum mereda perlahan.
Sebagian besar rumah rusak adalah bangunan semi permanen. Dinding runtuh dan atap ambruk, menyulitkan warga membersihkan puing-puing reruntuhan. Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan langsung dikerahkan membantu evakuasi. Mereka juga mendirikan posko darurat untuk warga terdampak.
Bupati Fauzi mengimbau warga tetap waspada menghadapi kemungkinan gempa susulan. Pemda akan terus berkoordinasi bersama pihak terkait dalam penanganan. Hingga kini, proses pendataan kerusakan dan korban masih berjalan. Tim relawan berupaya memastikan seluruh warga mendapatkan bantuan secara merata.
Pemerintah pusat diharapkan segera turun tangan memberikan dukungan lebih besar, mengingat kerusakan cukup parah serta kebutuhan warga mendesak. Peristiwa ini menambah catatan bencana alam di Jawa Timur. Sinergi pemerintah, aparat, dan masyarakat menjadi kunci pemulihan kehidupan korban gempa.(*)