Sumenep, Salam News. Id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep melaporkan, sebanyak 435 bangunan mengalami kerusakan pascagempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah kepulauan. Data tersebut diperbarui hingga Sabtu pagi, 4 Oktober 2025 pukul 06.00 WIB, berdasarkan hasil asesmen cepat Tim Reaksi Cepat (TRC).
Kepala BPBD Sumenep, Ahmad Laili, menyampaikan bahwa pendataan dilakukan dengan koordinasi bersama para camat di wilayah terdampak gempa. “Total bangunan rusak mencapai 435 unit, mencakup rumah warga, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum,” jelas Ahmad Laili dalam keterangannya.
Kerusakan paling banyak dialami permukiman warga. Dari hasil pendataan, 139 rumah rusak ringan, 150 rusak sedang, dan 100 rusak berat. Selain itu, 10 rumah lainnya dikategorikan rusak sangat berat, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah untuk penanganan lebih lanjut.

Tak hanya rumah warga, sejumlah tempat ibadah di beberapa desa juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat guncangan gempa yang cukup kuat. Dari catatan BPBD, terdapat 13 tempat ibadah rusak ringan, 9 rusak sedang, dan 4 lainnya mengalami kerusakan berat.
Sementara di sektor pendidikan, delapan sarana tercatat terdampak, terdiri atas empat rusak ringan, dua rusak sedang, dan dua rusak berat. Adapun fasilitas umum seperti Puskesmas dan Polindes di wilayah kepulauan dilaporkan mengalami kerusakan ringan namun tetap berfungsi terbatas.
Ahmad Laili menegaskan, angka kerusakan masih bersifat sementara karena proses pendataan lapangan terus dilakukan secara berkelanjutan. Tim BPBD bersama unsur pemerintah daerah terus memantau perkembangan situasi agar seluruh data kerusakan dapat diverifikasi dengan benar.
Proses verifikasi ini penting untuk menentukan langkah lanjutan dalam penyaluran bantuan rehabilitasi rumah dan infrastruktur publik yang rusak. “Assessment yang akurat menjadi dasar utama bagi kami untuk menyusun skema bantuan bagi masyarakat terdampak gempa,” ujar Laili.
Selain pendataan, tujuh tim gabungan Pemkab Sumenep juga terus mendistribusikan bantuan logistik ke wilayah Sapudi dan sekitarnya. Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok, perlengkapan tidur, tenda darurat, dan air bersih untuk para korban gempa bumi.
Distribusi logistik dilakukan dengan dukungan armada laut karena sebagian besar daerah terdampak berada di wilayah kepulauan terpencil. Ahmad Laili menjelaskan, tim di lapangan bekerja siang malam demi memastikan seluruh korban mendapatkan bantuan tepat waktu.
BPBD juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, dan relawan lokal untuk mempercepat proses evakuasi serta pemulihan pascagempa di lokasi terdampak. Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan menjauhi bangunan yang masih berisiko runtuh.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa, namun beberapa warga mengalami luka ringan karena tertimpa reruntuhan. Petugas kesehatan setempat terus memberikan layanan medis bagi warga yang membutuhkan, terutama di titik pengungsian darurat sementara.
Pihak BPBD juga membuka posko pengaduan dan informasi bagi masyarakat yang ingin melaporkan kerusakan rumah atau fasilitas umum. Dengan langkah cepat ini, diharapkan proses penanganan bencana dapat berjalan efektif dan kebutuhan masyarakat segera terpenuhi.
Pemerintah Kabupaten Sumenep menegaskan komitmennya untuk membantu pemulihan kehidupan warga hingga situasi benar-benar kembali normal. Upaya gotong royong masyarakat bersama aparat menjadi kunci penting mempercepat pemulihan dan mengembalikan kondisi pascagempa di kepulauan.(*)











