Forum Santri Madura Mengecam Keras Trans7 Jaga Martabat Pesantren dari Upaya Pengaburan Tradisi

- Pewarta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 17:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Ketua Forum Santri Madura (FSM) Juneid Rahman dengan tegas mengecam tindakan Trans7 yang menayangkan program dianggap menyinggung pesantren. Tayangan itu dinilai melecehkan tradisi keilmuan pesantren, seolah ada upaya menggoyang akar kebudayaan Islam Nusantara.

Santri menilai, apa yang dilakukan Trans7 bukan sekadar kesalahan jurnalistik biasa. Tayangan tersebut dianggap mengandung muatan ideologis berbahaya yang bisa merusak kehormatan ulama serta merusak kepercayaan masyarakat terhadap pesantren.

Kemarahan publik makin meningkat ketika mengetahui bahwa tayangan itu menyinggung sosok KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Pesantren ini dikenal sebagai pusat ilmu dan akhlak yang telah mencetak ribuan ulama berpengaruh di Indonesia.

Ucapan KPU-HPN 2025

Forum Santri Madura melihat adanya indikasi kuat bahwa tayangan itu bukan kebetulan. Mereka menduga ada agenda politik terselubung yang berusaha mengubah persepsi masyarakat terhadap pesantren dan tradisi keulamaan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun turut bersuara keras. Melalui Ketua Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, MUI meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) segera menindak tegas Trans7 atas penayangan yang dinilai menistakan pesantren.

Baca Juga :  Bagian Hukum Setdakab Sumenep Raih Prestasi Gemilang dalam Anugerah Inovasi Daerah 2025

“MUI meminta agar KPI menegur Trans7 sesuai regulasi. Tayangan itu sangat tendensius, tidak berimbang, dan melukai umat,” tegas KH Masduki kepada Awak Media pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Menurutnya, media seharusnya menjadi pilar informasi yang membangun, bukan alat propaganda yang justru memperkeruh suasana keagamaan. Tayangan yang menyerang pesantren berarti menyinggung jutaan umat yang menjunjung tinggi adab kepada ulama.

Masduki menambahkan, tayangan itu tidak memenuhi prinsip jurnalistik dasar seperti cover both side dan verifikasi data. Sikap semacam ini dinilai mencederai etika profesi dan menurunkan kualitas media nasional.

MUI menilai bahwa tindakan tersebut merupakan persoalan serius karena berpotensi menimbulkan reaksi emosional di kalangan santri dan masyarakat luas. Jika tidak segera disikapi, konflik sosial berbasis keagamaan bisa saja muncul.

“KPI harus segera memanggil dan menegur pihak Trans7, termasuk semua yang terlibat dalam produksi tayangan itu,” tegas Masduki. Ia mengingatkan agar lembaga penyiaran tidak bermain dengan isu keagamaan yang sensitif.

Lebih lanjut, MUI menduga ada pihak tertentu yang memiliki agenda ideologis di balik tayangan tersebut. Mereka menilai upaya ini bisa mengancam kerukunan antarumat beragama yang telah terjalin baik selama ini.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Tinjau Lansung Pelaksanaan Seleksi CAT PPPK 2022

“Jangan-jangan ada niat tersembunyi untuk mengubah cara pandang terhadap pesantren, padahal pesantren adalah benteng moral bangsa,” tambahnya dengan nada prihatin.

Forum Santri Madura pun menyerukan agar seluruh santri, kiai, dan masyarakat Islam bersatu menjaga martabat pesantren dari upaya pelemahan sistematis. Mereka menegaskan pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga penjaga warisan spiritual bangsa.

Dengan tegas, FSM meminta Trans7 menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada seluruh umat Islam dan khususnya kepada KH Anwar Manshur. Mereka menegaskan bahwa penghormatan kepada ulama adalah bagian dari kehormatan umat.

Kisruh ini menjadi pelajaran penting bagi dunia penyiaran Indonesia. Media diharapkan lebih berhati-hati dalam menyajikan konten sensitif, terutama yang berkaitan dengan keyakinan dan tradisi keagamaan yang hidup di tengah masyarakat.

Pesantren telah menjadi pelita bagi peradaban Islam Indonesia selama ratusan tahun. Menjaga kehormatan pesantren berarti menjaga ruh bangsa, serta memastikan generasi mendatang tetap berpijak pada nilai-nilai moral dan keilmuan yang kokoh.(*)

Berita Terkait

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting
Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat
Pemkab Sumenep Perkuat Ekonomi Sirkular Lewat Pengiriman Perdana RDF 24,1 Ton
Pemkab Sumenep Gelar Musabaqah Qira’atil Kutub Peringati Hari Santri Nasional 2025
Sumenep Teguhkan Jati Diri Kota Keris dalam Hari Jadi ke-756
Rumah Kebangsaan Sumenep Jadi Simbol Persatuan dan Kolaborasi Generasi Muda
Haul Raja-Raja se-Madura, Pemkab Sumenep Teguhkan Nilai Sejarah dan Kebersamaan
Persatuan dan Kolaborasi Jadi Nafas Baru Semangat Sumpah Pemuda di Era Modern

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 10:43 WIB

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting

Minggu, 9 November 2025 - 07:23 WIB

Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat

Kamis, 6 November 2025 - 18:01 WIB

Pemkab Sumenep Perkuat Ekonomi Sirkular Lewat Pengiriman Perdana RDF 24,1 Ton

Selasa, 4 November 2025 - 15:40 WIB

Pemkab Sumenep Gelar Musabaqah Qira’atil Kutub Peringati Hari Santri Nasional 2025

Jumat, 31 Oktober 2025 - 20:58 WIB

Sumenep Teguhkan Jati Diri Kota Keris dalam Hari Jadi ke-756

Selasa, 28 Oktober 2025 - 20:50 WIB

Rumah Kebangsaan Sumenep Jadi Simbol Persatuan dan Kolaborasi Generasi Muda

Selasa, 28 Oktober 2025 - 19:16 WIB

Haul Raja-Raja se-Madura, Pemkab Sumenep Teguhkan Nilai Sejarah dan Kebersamaan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 19:00 WIB

Persatuan dan Kolaborasi Jadi Nafas Baru Semangat Sumpah Pemuda di Era Modern

Berita Terbaru