Sumenep, Salam News. Id – Upaya asesmen dan penyaluran logistik korban gempa magnitudo 6,5 di Pulau Sapudi menghadapi kendala. Jarak rumah berjauhan memperlambat distribusi. Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menjelaskan kondisi geografis Pulau Sapudi menjadi tantangan utama tim asesmen. Pendataan berjalan lambat sejak awal.
Meski begitu, Fauzi tetap optimistis seluruh proses asesmen akan rampung minggu ini. Tim lapangan bergerak sejak hari pertama pascagempa. “Jarak rumah berjauhan memang memperlambat pendataan, tapi kami berusaha maksimal agar segera selesai,” ujar Fauzi, Jumat (03/10/2025).
Selain asesmen, Fauzi menyebut rencana rehabilitasi rumah terdampak mulai disusun. Target perbaikan ditetapkan awal pekan depan, Senin atau Selasa. Namun, skema bantuan masih dibahas lebih lanjut. Pemkab mempertimbangkan opsi uang tunai atau pembangunan gotong royong menggunakan dana BTT serta BAZNAS.

“Paling tidak bantuan awal sudah masuk. Untuk rehab, masih dirapatkan apakah berbentuk uang tunai atau bangunan gotong royong,” jelasnya. Data BPBD Sumenep menunjukkan mayoritas kerusakan rumah masuk kategori rusak ringan dan sedang. Tercatat 130 rumah rusak ringan dan 133 rusak sedang.
Selain itu, ada 101 rumah rusak berat serta 10 rumah rusak sangat berat. Kondisi ini memerlukan perhatian cepat pemerintah daerah. Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum dan sarana pendidikan. Banyak bangunan ibadah serta sekolah masuk kategori rusak ringan hingga sedang.
Rinciannya, terdapat 10 tempat ibadah rusak ringan, 9 rusak sedang, dan 3 rusak berat. Kondisi serupa dialami sarana pendidikan terdampak. Sebanyak 4 bangunan pendidikan rusak ringan, 2 rusak sedang, dan 1 rusak berat. Semua kerusakan butuh perbaikan bertahap pemerintah.
Meski asesmen lapangan menemui hambatan, distribusi bantuan logistik terus dilakukan. Pemkab memastikan kebutuhan dasar korban gempa tetap terpenuhi.
Tercatat tujuh tim gabungan dikerahkan. Mereka berasal dari BPBD serta instansi terkait lain untuk menyalurkan bantuan di Kecamatan Gayam dan Nonggunong. Fauzi menegaskan, fokus utama pemerintah adalah pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak. Langkah lanjutan berupa pemulihan jangka menengah juga disiapkan.
“Kami pastikan tak ada masyarakat terabaikan. Semua korban harus mendapat perhatian sama tanpa terkecuali,” tandasnya dalam keterangan resmi. Masyarakat berharap program rehabilitasi berjalan cepat. Rumah yang rusak bisa segera diperbaiki, agar warga kembali tinggal aman nyaman.
Selain itu, perhatian khusus diberikan pada perbaikan fasilitas pendidikan. Anak-anak di Pulau Sapudi diharapkan segera belajar normal kembali. Pemkab Sumenep berkomitmen memanfaatkan anggaran darurat seefisien mungkin. Bantuan dari lembaga sosial serta donatur masyarakat juga sangat diharapkan.
Dengan kerja sama pemerintah, relawan, dan masyarakat, pemulihan Pulau Sapudi diyakini berlangsung lebih cepat. Warga terdampak kembali menata kehidupan.(*)