Festival Budaya atau Ajang Penggelapan? Dana MCF 2025 Dipertanyakan

- Pewarta

Rabu, 17 September 2025 - 17:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Pernyataan kontroversial muncul dari Panitia Madura Culture Festival (MCF) 2025, terkait dana sumbangan RSUD dr. H. Moh. Anwar. Sugeng Hariyadi, panitia MCF 2025, menyebut RSUDMA Sumenep hanya menyumbang Rp500 ribu, memicu reaksi keras berbagai pihak.

Klaim tersebut dinilai tidak sesuai fakta di lapangan, yang menunjukkan kontribusi RSUDMA jauh lebih besar dari yang disebutkan. Direktur RSUDMA, dr. Hj. Erliyati, M.Kes, secara tegas membantah klaim tersebut dan menilai pernyataan Sugeng sangat menyesatkan.

Meski tak menyebutkan angka pasti, Erliyati menegaskan RSUDMA berperan aktif sebagai OPD Pengampu dalam kegiatan tersebut. “Kami bukan hanya menyumbang, tapi mengampu kegiatan. Peran kami lebih dari sekadar memberikan uang,” ujarnya kepada media.

Ucapan KPU-HPN 2025

Pernyataan tersebut mempertegas bahwa kontribusi RSUDMA bukan sekadar nominal, tapi juga dukungan operasional dan kelembagaan. Sugeng sebelumnya berdalih minimnya dukungan sponsor menjadi alasan dana terbatas, termasuk sumbangan kecil dari RSUDMA.

Namun, informasi baru menyebutkan bahwa sumbangan RSUDMA sebenarnya mencapai Rp20 juta, bukan hanya Rp500 ribu saja. Jika informasi ini benar, maka panitia diduga menggelapkan Rp19,5 juta dari dana sumbangan rumah sakit daerah tersebut.

Baca Juga :  Revitalisasi Posyandu: Wujud Komitmen Sumenep Menuju Pelayanan Publik yang Lebih Terintegrasi

Dugaan itu semakin kuat seiring kabar pungutan dana dari paguyuban pengusaha rokok yang berjumlah puluhan juta rupiah. Dana dari paguyuban tersebut dilaporkan mencapai Rp40 juta, namun sisa Rp10 juta disebut belum jelas penggunaannya.

Transparansi keuangan panitia MCF 2025 kini menjadi pertanyaan besar dan memicu desakan publik untuk audit forensik. Masyarakat menilai, panitia harus bertanggung jawab atas semua dana yang dikumpulkan dan digunakan untuk festival ini.

Tuduhan manipulasi dana publik ini bahkan berpotensi masuk ranah pidana, jika benar ada unsur penggelapan di dalamnya. Beberapa aktivis menilai, dugaan penyimpangan anggaran ini mencoreng nama baik Pemerintah Kabupaten Sumenep secara langsung.

Festival budaya yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah justru berubah menjadi kontroversi karena manajemen keuangan buruk. Publik kini menuntut ketegasan aparat penegak hukum untuk mengusut dugaan penyelewengan dana dalam kegiatan budaya tersebut.

Bahkan muncul desakan agar kejaksaan dan inspektorat turun tangan melakukan pemeriksaan terhadap panitia penyelenggara MCF. Sementara itu, pihak panitia belum memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan penggelapan dan laporan dana tidak transparan.

Baca Juga :  Anggota DPRD Sumenep ABD Rahman, SE, Ngajak Santri Manjadi Garda Terdepan Menuju Indonesia Emas 2045.

Sugeng Hariyadi juga belum menjawab permintaan konfirmasi lebih lanjut, menambah spekulasi dan keraguan terhadap panitia. Perlu adanya audit terbuka yang melibatkan pihak independen agar publik mengetahui kebenaran dalam penggunaan dana MCF 2025.

Tak hanya RSUDMA, beberapa sponsor lain juga dikabarkan memberikan dana lebih besar dari yang dilaporkan panitia sebelumnya. Jika terbukti bersalah, tindakan panitia bisa dikenakan sanksi hukum sesuai UU Tipikor dan peraturan pengelolaan dana publik.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa semua kegiatan yang melibatkan dana publik harus dilaporkan secara transparan. Dukungan terhadap tindakan hukum juga datang dari tokoh masyarakat dan LSM yang fokus pada akuntabilitas anggaran daerah.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Bupati Sumenep terkait dugaan penggelapan dana pada event budaya tersebut. Apakah kasus ini akan diusut hingga tuntas, atau hanya menjadi isu sesaat tanpa kejelasan hukum di kemudian hari?

Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Namun, publik berharap ada keadilan dan kebenaran yang ditegakkan secepat mungkin.(*/Red)

Berita Terkait

Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep
PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025
PWRI Sumenep Gelar Raker 2025, Kukuhkan Transformasi Menuju Organisasi yang Profesional dan Mandiri
Dampak Nyata Event Strategis pada Ekonomi, Pemerintah Sumenep Perkuat Komitmen dengan 110 Agenda 2026
PWRI Sumenep Gelar Forum Strategi, FGD Semangat Menuju Porprov 2027
SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting
Sumenep Bangun Ketangguhan Sekolah melalui Pelatihan Komprehensif Kebencanaan dan Psikososial
Strategis Naghfir’s Institut dan BMTNU Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah di Sumenep

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 18:20 WIB

Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep

Rabu, 26 November 2025 - 14:54 WIB

PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025

Minggu, 23 November 2025 - 09:28 WIB

PWRI Sumenep Gelar Raker 2025, Kukuhkan Transformasi Menuju Organisasi yang Profesional dan Mandiri

Rabu, 19 November 2025 - 10:39 WIB

PWRI Sumenep Gelar Forum Strategi, FGD Semangat Menuju Porprov 2027

Selasa, 18 November 2025 - 10:43 WIB

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting

Senin, 17 November 2025 - 16:07 WIB

Sumenep Bangun Ketangguhan Sekolah melalui Pelatihan Komprehensif Kebencanaan dan Psikososial

Jumat, 14 November 2025 - 14:49 WIB

Strategis Naghfir’s Institut dan BMTNU Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah di Sumenep

Minggu, 9 November 2025 - 07:23 WIB

Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat

Berita Terbaru