Sumenep, Salam News. Id – Ribuan jamaah dari berbagai daerah di Madura dan Jawa Timur memadati Lapangan Selatan Asta Pasarean Bhujuk Paranggan, Desa Bangkal, Kabupaten Sumenep, Minggu pagi. Mereka berkumpul untuk menghadiri Haul Akbar K.R. Khotib Paranggan bin R. Sayyid Ahmad Baidhawi atau dikenal sebagai Pangeran Katandur yang kharismatik.
Acara keagamaan tersebut bertepatan dengan tanggal 27 Rabiul Awal 1447 Hijriah yang jatuh pada 19 Oktober 2025 Masehi. Ketua Panitia, KHR. Ali Ridha, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan haul akbar pertama dalam sejarah keturunan Pangeran Katandur.
Ia menyebutkan, tujuan utama pelaksanaan acara ini adalah mempererat tali silaturahmi, memperkuat hubungan keluarga, serta meneladani perjuangan para leluhur. “Haul akbar ini juga menjadi wujud kecintaan kita kepada ulama dan tokoh penyebar Islam di Madura,” ujarnya kepada awak media.
Menurutnya, acara tersebut dihadiri lebih dari dua ribu jamaah dari berbagai wilayah di Jawa Timur, seperti Pamekasan, Bangkalan, hingga Jember. Selain masyarakat umum, hadir pula keturunan langsung Shohibul Haul yang datang dari berbagai penjuru Indonesia untuk memperingati jasa leluhur.
Tokoh nasional yang turut hadir antara lain Ketua Mahkamah Agung RI Prof. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H., beserta rombongan. Tampak pula Bupati Sumenep Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, S.H., M.H. bersama Wakilnya KH. Imam Hasyim, S.H., M.H. menghadiri acara tersebut.
Hadir juga Bupati Pamekasan Dr. KH. Kholilurrahman, S.H., M.H. serta budayawan nasional KH. Dr. Zawawi Imron yang turut memberi warna acara. Acara dimulai dengan pembacaan tawasul oleh KH. Thabrani, dilanjutkan Surah Yasin, tahlil, dan sholawat bil-qiyam yang menggema penuh khidmat.
Setelah itu, pembacaan manaqib serta silsilah K.R. Khotib Paranggan dipimpin oleh KHR. Abdul Hamid Wongsodirjo dengan suasana haru dan khusyuk. Sambutan atas nama dzurriyah disampaikan oleh KHR. Kholil Muhammad yang menjelaskan profil singkat dan keturunan Bhujuk Paranggan.
Beliau menjelaskan bahwa K.R. Khotib Paranggan merupakan keturunan ketiga dari Sunan Kudus melalui garis R. Sayyid Ahmad Baidhawi. “Dari Sumenep, pengaruh dakwahnya menyebar luas hingga seluruh Madura bahkan ke berbagai daerah di Jawa Timur,” ungkapnya menegaskan.
Ia berharap, kegiatan haul ini menjadi momentum kebersamaan antardzurriyah untuk memperkuat nilai-nilai perjuangan dan dakwah Islam. “Semoga semangat beliau terus hidup dalam setiap langkah generasi penerus, menjaga keilmuan dan akhlak Islam di Nusantara,” tuturnya.
Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya haul akbar Bhujuk Paranggan tersebut. Menurutnya, acara seperti ini tidak hanya mempererat persaudaraan, tetapi juga melestarikan nilai-nilai keulamaan dan kebangsaan yang luhur.
“Haul ini bukti masyarakat Madura sangat menghormati ulama dan menjaga warisan spiritual nenek moyang,” katanya dalam sambutan resminya. Ia menambahkan, perjuangan Bhujuk Paranggan menjadi teladan bagi masyarakat untuk menjaga keikhlasan, kebersamaan, dan semangat dakwah Islam.
Suasana semakin syahdu ketika doa bersama dipimpin langsung oleh KHR. Ali Mukafi Dimyathi menjelang penutupan acara haul akbar tersebut. Ribuan jamaah menundukkan kepala, berserah diri, dan berdoa agar mendapat keberkahan dari perjuangan Bhujuk Paranggan di masa lampau.
Sebagai informasi tambahan, susunan panitia haul terdiri dari para ulama dan tokoh masyarakat yang bekerja penuh dedikasi. Pembina acara adalah KHR. Kholil Muhammad, sedangkan ketua panitia diamanahkan kepada KHR. Ali Ridha yang memimpin penuh semangat.
Sekretaris kegiatan dijabat oleh KHR. Kamarullah, S.H., M.H., dan bendahara dipercayakan kepada KHR. Moh. Budi Satrio Harra. Sementara itu, penanggung jawab kegiatan diemban oleh KHR. Ahmad Ulul Azmi, dengan koordinator lapangan Lora Hefni Al-Fauzi.
Dengan semangat kebersamaan, seluruh panitia bekerja keras menyukseskan haul pertama berskala besar bagi keturunan Bhujuk Paranggan. Acara ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga wujud nyata penghormatan terhadap ulama penyebar Islam di tanah Madura.
Para jamaah berharap kegiatan serupa dapat digelar setiap tahun untuk memperkuat nilai spiritual dan kecintaan terhadap tradisi keagamaan. Haul akbar Bhujuk Paranggan menjadi bukti bahwa ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin terus hidup di hati masyarakat Sumenep.(*)
