Konser DJ Almira Berto Ditentang Warga Sumenep: Menjaga Nilai Adat dan Agama di Tengah Kontroversi

- Pewarta

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Konser terbuka DJ Almira Berto yang dijadwalkan di Lapangan Saronggi, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, mendapat penolakan dari warga. Rencana acara yang berlangsung pada 19 Januari 2025 tersebut dipandang bertentangan dengan nilai-nilai adat dan agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Warga merasa khawatir konser ini akan membawa dampak buruk bagi generasi muda.

Sebagian warga menganggap bahwa konser DJ tidak sesuai dengan norma dan adat istiadat daerah. Sumenep dikenal sebagai kota religius yang memiliki budaya lokal yang kuat, di mana kegiatan hiburan seperti konser DJ dianggap tidak pantas. Para tokoh agama setempat juga khawatir acara ini bisa menimbulkan ketegangan sosial dan mengganggu keharmonisan masyarakat.

Salah satu alasan utama penolakan adalah karena Sumenep memiliki tradisi dan adab leluhur yang dijunjung tinggi. Selain itu, sebagai kota yang religius, Sumenep sangat menjaga nilai-nilai keagamaan. Acara konser yang melibatkan musik elektronik dan DJ dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut, bahkan bisa memicu kontroversi di kalangan masyarakat yang lebih konservatif.

Ucapan KPU-HPN 2025

Konser DJ Almira Berto rencananya digelar di Lapangan Saronggi, sebuah lokasi yang menjadi pusat perhatian. Lapangan tersebut terletak di tengah komunitas yang memiliki beragam latar belakang budaya dan agama. Warga merasa bahwa mengadakan konser seperti itu di tempat tersebut sangat tidak sesuai, karena dapat menimbulkan keramaian yang dianggap kurang mendidik bagi anak-anak dan remaja setempat.

Kepala Desa Saronggi, Nintawi, mengonfirmasi bahwa konser ini akhirnya dibatalkan. Nintawi menyatakan bahwa penolakan keras dari warga membuat acara tersebut tidak bisa dilaksanakan di Lapangan Saronggi. Ia menegaskan bahwa keputusan pembatalan ini didasarkan pada aspirasi warga yang merasa konser tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai lokal.

Baca Juga :  Densus 88 Polri Silaturrahmi Dengan Dai dan Khatib di Pamekasan Untuk Indonesia Damai

Namun, meskipun konser di Lapangan Saronggi dibatalkan, ada rumor bahwa acara tersebut akan dipindahkan ke Lapangan Giling di Kecamatan Kota Sumenep. Perpindahan lokasi ini menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan warga kota. Banyak tokoh masyarakat dan agama yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap rencana tersebut, karena konser DJ dianggap bisa menambah ketegangan sosial.

Rumor mengenai perpindahan lokasi konser menambah spekulasi yang berkembang di masyarakat. Masyarakat khawatir acara ini tetap dilaksanakan tanpa memperhatikan pertimbangan matang. Warga Sumenep berharap bahwa penyelenggara acara dan pemerintah daerah mendengarkan aspirasi mereka agar kegiatan yang diadakan lebih sesuai dengan nilai-nilai lokal dan tidak meresahkan.

Keberadaan pemerintah daerah dalam merespons penolakan ini juga menjadi sorotan. Warga merasa bahwa Pemkab Sumenep kurang transparan dalam memberikan penjelasan terkait acara yang kontroversial ini. Beberapa pihak menilai bahwa pemerintah daerah seharusnya lebih bijaksana dalam merencanakan acara hiburan yang lebih sesuai dengan budaya lokal dan keagamaan.

Salah seorang warga Desa Pengarangan yang tidak mau di sebutkan namanya menyampaikan kekhawatirannya tentang dampak negatif acara tersebut. Di wilayah mereka terdapat berbagai lembaga pendidikan, seperti MAN dan MTsN, serta pondok pesantren dan masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan. Dengan adanya fasilitas tersebut, warga merasa bahwa menggelar konser DJ di dekat lingkungan pendidikan dan keagamaan sangat tidak tepat.

Baca Juga :  Birokrasi Bugar: Meningkatkan Kesehatan ASN untuk Pelayanan Publik Optimal di Sumenep

Kekhawatiran warga semakin meningkat terkait pengaruh acara DJ terhadap generasi muda. Mereka takut bahwa konser ini dapat mengalihkan perhatian remaja dari kegiatan positif dan mengarah pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Mereka berharap agar acara hiburan yang diselenggarakan lebih mendidik dan tidak menimbulkan kerusakan moral bagi generasi penerus.

Dalam situasi ini, banyak pihak yang mendesak agar pemerintah lebih memperhatikan aspirasi masyarakat. Warga Sumenep, khususnya di Kecamatan Kota Dan Desa Pangarangan, ingin agar acara hiburan yang diselenggarakan lebih mengutamakan nilai-nilai budaya dan agama. Mereka berharap bahwa pemerintah lebih bijak dalam memilih jenis acara yang akan digelar, agar tidak menimbulkan kontroversi dan merusak keharmonisan masyarakat.

Sebagai kota yang dikenal dengan tradisi dan agama yang kuat, Sumenep diharapkan dapat menjaga nilai-nilai tersebut dengan bijaksana. Banyak pihak berharap agar pemerintah dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat dengan lebih sensitif terhadap norma-norma lokal. Jika pemerintah tetap melaksanakan acara ini meskipun ada penolakan dari organisasi agama seperti NU dan Muhammadiyah, hal ini bisa dianggap sebagai bentuk pengabaian terhadap fatwa yang telah diterbitkan.

Warga berharap agar keberagaman pandangan dalam masyarakat dapat dihargai, dan pemerintah seharusnya menjaga kedamaian serta keharmonisan sosial di Sumenep. Sebuah keputusan yang bijak dari pemerintah sangat diharapkan agar Sumenep tetap menjadi kota yang mengutamakan adat, agama, dan nilai-nilai luhur masyarakat.(Red)

Berita Terkait

Pesan Kebangsaan dari Sumenep: Bupati Fauzi dan Simbol Persatuan di Hari Kemerdekaan
Nabila dan Rekan Paskibraka Sumenep Tampilkan Pengibaran Penuh Makna
80 Tahun Merdeka, Bupati Fauzi dan BPRS Bhakti Sumekar Kokohkan Persatuan dan Integritas di Sumenep
Transparansi Brida Sumenep Dipertanyakan, Proses Seleksi Riset Picu Polemik
Di Balik Merah Putih: Ketulusan Seorang Perempuan Penjaja Bendera
Baznas Sumenep Hadir hingga Pelosok: Bantu Ibu Melahirkan dari Pulau Terpencil
DPRD Sumenep Tunda Anggaran Rp1 Miliar: Program Wirausaha Santri Dinilai Belum Jelas
Bupati Sumenep Buka Peluang Pabrik Rokok Baru, Wajib Serap Tembakau & Tenaga Kerja Lokal

Berita Terkait

Minggu, 17 Agustus 2025 - 15:22 WIB

Pesan Kebangsaan dari Sumenep: Bupati Fauzi dan Simbol Persatuan di Hari Kemerdekaan

Minggu, 17 Agustus 2025 - 15:07 WIB

Nabila dan Rekan Paskibraka Sumenep Tampilkan Pengibaran Penuh Makna

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 12:20 WIB

80 Tahun Merdeka, Bupati Fauzi dan BPRS Bhakti Sumekar Kokohkan Persatuan dan Integritas di Sumenep

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 07:38 WIB

Transparansi Brida Sumenep Dipertanyakan, Proses Seleksi Riset Picu Polemik

Jumat, 15 Agustus 2025 - 16:05 WIB

Di Balik Merah Putih: Ketulusan Seorang Perempuan Penjaja Bendera

Kamis, 14 Agustus 2025 - 15:20 WIB

DPRD Sumenep Tunda Anggaran Rp1 Miliar: Program Wirausaha Santri Dinilai Belum Jelas

Rabu, 13 Agustus 2025 - 15:35 WIB

Bupati Sumenep Buka Peluang Pabrik Rokok Baru, Wajib Serap Tembakau & Tenaga Kerja Lokal

Senin, 11 Agustus 2025 - 17:31 WIB

Jaga Stabilitas Industri Tembakau Lokal, TIHT 2025 Resmi Ditetapkan Pemkab Sumenep

Berita Terbaru