Mengenal Posisi Matahari dalam Pengamatan Astronomi dan Waktu Shalat

- Pewarta

Selasa, 28 Januari 2025 - 10:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Blue and orange sunset sky with rays of sun. Natural landscape for background

Blue and orange sunset sky with rays of sun. Natural landscape for background

Sumenep, Salam News. Id – Di Mekkah, terdapat titik penting yang berada pada tanda kedelapan Gemini, suatu titik yang dikenal dalam pengamatan astronomi sebagai bagian dari koordinat langit. Posisi ini memiliki kaitan erat dengan perhitungan waktu dan arah kiblat.

Pengetahuan semacam ini sangat berguna dalam menentukan waktu salat yang tepat, terutama di daerah-daerah dengan koordinat yang lebih eksak. Dalam astronomi, setiap tanda zodiak memberikan petunjuk yang sangat berharga terkait posisi matahari pada waktu tertentu.

Di sisi lain, pada tanda kedua puluh dua dari Cancer, kita juga menemukan referensi mengenai posisi matahari yang membantu dalam memahami lebih jauh tentang pergeseran waktu siang dan malam.

Ucapan KPU-HPN 2025

Dalam pengamatan lebih lanjut, keberadaan tanda ini penting dalam menentukan fase-fase waktu dalam sehari. Pengetahuan tentang posisi matahari di langit akan mempermudah penentuan waktu-waktu ibadah yang tepat, khususnya salat yang tergantung pada kedudukan matahari.
Selanjutnya, ada pula informasi mengenai posisi yang ditemukan di Al-Batawi, yang terletak pada tanda keenam belas dari Libra. Posisi ini mengarah pada pengamatan yang lebih cermat terhadap pergerakan matahari dan hubungannya dengan pembagian waktu.

Keberadaan posisi ini menandakan pentingnya pengukuran yang akurat agar seseorang dapat melaksanakan ibadah dengan tepat waktu, sesuai dengan pergeseran posisi matahari. Ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari untuk memastikan keabsahan salat.

Pada posisi yang disebutkan sebelumnya, terdapat kemiringan enam derajat yang menunjukkan hubungan antara posisi matahari dengan perubahan waktu sepanjang hari. Keberadaan pengukuran semacam ini memungkinkan para ilmuwan zaman dahulu untuk membuat pengamatan yang sangat rinci. Kemiringan ini sangat penting dalam konteks waktu salat, yang bergantung pada posisi matahari di langit pada setiap fase tertentu, mulai dari terbit hingga terbenam.

Lebih lanjut, ada dua belas tanda yang disusun dari Bahr al-Kamil, yang mana sebagian di antaranya mencakup berbagai simbol hewan dan benda alam. Misalnya, seekor domba, seekor lembu jantan, dan seekor kacang. Setiap simbol ini berhubungan dengan fase-fase tertentu dalam kalender astronomi, yang dapat memberikan petunjuk dalam menentukan waktu salat. Meskipun pengamatan seperti ini sudah lama dilakukan, prinsip-prinsip dasar ini masih relevan hingga kini.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa di dalam sistem ini, terdapat simbol lainnya seperti kanker singa dan paku. Setiap simbol ini berfungsi untuk menunjukkan fase tertentu dalam perjalanan matahari, yang pada gilirannya memengaruhi pembagian waktu siang dan malam. Pemahaman tentang posisi ini memberikan cara yang lebih mendalam dalam menentukan kapan waktu-waktu tertentu, seperti salat, harus dilaksanakan.

Baca Juga :  Makna Tahun Baru dalam Perspektif Islam: Evaluasi Diri dan Perbaikan Ibadah

Salah satu simbol yang paling dikenal adalah sisik, yang merujuk pada konstelasi kalajengking. Pada titik tertentu, posisi matahari di konstelasi ini memberi gambaran tentang waktu yang sangat penting dalam ibadah. Simbol-simbol tersebut tidak hanya penting dalam konteks perhitungan astronomi, namun juga dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi umat Islam yang mengandalkan posisi matahari untuk menentukan waktu shalat.

Dalam sistem ini juga terdapat simbol busur dan Capricorn, yang berperan dalam menggambarkan pembagian waktu di berbagai musim. Setiap musim membawa perubahan posisi matahari yang memengaruhi panjangnya waktu siang dan malam. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai posisi busur dan Capricorn dapat membantu seseorang untuk mengetahui perubahan-perubahan penting ini, yang berkaitan dengan waktu salat sepanjang tahun.

Ikan paus, sebagai salah satu simbol terakhir yang disebutkan, juga memiliki kaitan erat dengan perubahan waktu. Dalam dunia astronomi, ikan paus dikenal sebagai salah satu konstelasi besar yang membantu dalam pemetaan langit. Posisi ikan paus menunjukkan pentingnya keberadaan waktu-waktu tertentu dalam ibadah yang diatur berdasarkan pergerakan matahari. Pemahaman ini sangat penting, karena waktu yang tepat sangat berpengaruh pada sahnya ibadah salat.

Mengenai waktu Ashar, yang disebutkan dalam teks ini, dapat dikenali sebagai waktu yang ditandai dengan bayangan yang sama panjangnya dengan benda yang ada di sekitarnya. Proses pengukuran bayangan ini digunakan untuk menentukan waktu tertentu dalam salat, khususnya waktu Ashar. Ini adalah waktu yang ditandai dengan pergeseran posisi matahari menjelang terbenam, yang menjadi patokan bagi umat Islam dalam melaksanakan salat Ashar.

Jika bayangan benda menjadi sama panjang, itu menandakan waktu Ashar telah tiba. Proses ini melibatkan pengamatan langsung terhadap panjang bayangan benda di sekitar kita, yang membantu dalam memastikan waktu yang tepat untuk melakukan salat. Bayangan ini memiliki arti penting dalam konteks waktu ibadah, karena setiap pergeseran posisi matahari menandakan waktu-waktu tertentu yang perlu diikuti.

Posisi matahari yang berada di alis kanan Anda pada musim panas menandakan awal siang hari. Ketika kita menghadap kiblat dan melihat posisi matahari tersebut, kita bisa mengetahui bahwa waktu tersebut adalah permulaan siang hari. Sebaliknya, jika matahari berada di alis kiri Anda, ini menunjukkan bahwa matahari belum terbenam, dan waktu siang masih berlangsung. Hal ini sangat penting dalam mengatur jadwal salat yang harus dilakukan pada waktu yang tepat.

Baca Juga :  Satu Tahun Achmad Fauzi Pimpin Sumenep

Matahari yang terletak di antara kedua mata juga menunjukkan waktu kebangkitan di tengah langit. Pada musim dingin dan hari-hari pendek, posisi ini menandakan bahwa matahari telah mencapai puncaknya di langit. Ini adalah waktu yang sangat penting untuk melaksanakan salat, karena kita bisa menyesuaikan waktu salat dengan posisi matahari yang berubah sepanjang tahun.

Akhirnya, untuk wilayah Irak dan Khorasan, posisi matahari yang mencapai alis kanan menandakan akhir waktu siang. Ini menunjukkan bahwa waktu siang sudah hampir berakhir, dan kita perlu segera menyesuaikan waktu salat dengan perubahan posisi matahari. Pengetahuan tentang posisi matahari di wilayah ini sangat penting untuk memastikan waktu ibadah yang akurat dan sah.(Red)

Refrensi Kajian,

ذَلِكَ فِي مَكَّة فِي ثامن برج الجوزاء وَفِي الثَّانِي وَالْعِشْرين من برج السرطان وَفِي البتاوي فِي السَّادِس عشر من برج الْمِيزَان فِي ميل سِتّ درج وَفِي الرَّابِع عشر من برج الْحُوت

ثمَّ البروج اثْنَا عشر نظمها بَعضهم من بَحر الْكَامِل بقوله حمل وثور وجوزة سرطان أَسد وسنبلة كَذَا ميزَان قل عقرب قَوس وجدي يَا أخي دلو وحوت خذفذا إِحْسَان وَمَعْرِفَة الزَّوَال أَمر يصعب لكنك إِذا اسْتقْبلت الْقبْلَة فَكَانَت الشَّمْس على حاجبك الْأَيْمن فِي الصَّيف فقد زَالَت بِلَا شكّ فصل الظّهْر

فَإِذا صَار ظلّ كل شَيْء مثله فَهُوَ وَقت الْعَصْر

فَإِذا كَانَت الشَّمْس على حاجبك الْأَيْسَر فِي الصَّيف أَيْضا وَأَنت مُسْتَقْبل الْقبْلَة فَاعْلَم أَنَّهَا لم تزل بعد

فَإِذا كَانَت بَين عَيْنَيْك فَهُوَ قِيَامهَا فِي كبد السَّمَاء وَقد يجوز أَنَّهَا قد زَالَت إِذا كَانَت فِي أول الشتَاء وَقصر النَّهَار

وَأما إِذا كَانَت على حاجبك الْأَيْمن فَتكون قد زَالَت فِي جَمِيع الْأَزْمِنَة لِأَنَّهُ إِذا كَانَ ذَلِك فِي الصَّيف فَهُوَ أول وَقت الظّهْر وَإِن كَانَ فِي الشتَاء فَهُوَ آخر وَقت الظّهْر

وَإِذا كَانَت على حاجبك الْأَيْسَر فقد يجوز أَنَّهَا قد زَالَت لقصر النَّهَار فِي أول الشتَاء وَلَا يجوز فِي أول الصَّيف لطول النَّهَار وَإِذا كَانَت بَين عَيْنَيْك فِي الشتَاء فقد زَالَت بِلَا شكّ

فَإِذا صَارَت إِلَى حاجبك الْأَيْمن فَهُوَ آخر

Berita Terkait

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid
Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar
Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H
Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni
Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat
Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT
Jangan Merasa Paling Benar, Akhir Hidup Kita Masih Rahasia
Menghidupkan Sunnah: Prinsip Hidup Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu dalam Mencapai Ridha Allah

Berita Terkait

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:09 WIB

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid

Jumat, 27 Juni 2025 - 07:28 WIB

Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar

Kamis, 5 Juni 2025 - 22:23 WIB

Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:20 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:33 WIB

Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:26 WIB

Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

Sabtu, 19 April 2025 - 20:14 WIB

Jangan Merasa Paling Benar, Akhir Hidup Kita Masih Rahasia

Jumat, 28 Maret 2025 - 13:02 WIB

Menghidupkan Sunnah: Prinsip Hidup Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu dalam Mencapai Ridha Allah

Berita Terbaru

Berita

Bappeda Sumenep Ajak Mahasiswa Kawal Pembangunan Daerah

Minggu, 29 Jun 2025 - 17:19 WIB