Oleh : Junaidi Rahman (Pengamat Politik lokal)
Sumenep, Salam News. Id – Sudah saatnya rakyat Indonesia sadar dan bangkit. Negeri ini terlalu lama dikendalikan oleh mafia dan kepentingan elite serakah. Setiap ajakan presiden untuk bergerak bersama harus kita maknai serius. Ini bukan slogan kosong, tapi panggilan untuk perubahan nyata.
Rakyat tidak boleh berdiam diri melihat perampokan kekayaan negara oleh mafia tambang dan elit yang haus kekuasaan dan uang. Sumber daya alam Indonesia adalah milik rakyat, bukan milik kelompok kecil yang ingin menguasai tambang, hutan, dan laut.

Kebijakan presiden yang diganjal oleh mafia merupakan pengkhianatan nyata terhadap rakyat yang memberikan mandat demokratis. Tindakan hukum yang tegas terhadap pengkhianat harus kita dukung. Ini bukan politik, ini soal masa depan bangsa Indonesia.
Rakyat harus sadar bahwa musuh kita bukan oposisi palsu, tapi mafia berseragam yang menyamar sebagai pemimpin dan wakil rakyat. Mereka terlihat rapi dan berwibawa, namun tangan mereka kotor oleh hasil eksploitasi sumber daya negara untuk kepentingan pribadi.
Media sosial dipenuhi narasi yang membingungkan. Banyak yang seolah membela rakyat, tapi sejatinya mendukung kekuatan gelap. Akun anonim bermunculan, menyusup ke tengah keresahan rakyat. Mereka membentuk opini yang menyesatkan demi agenda tersembunyi.
Mafia informasi ini menggunakan kerusuhan sosial untuk menjatuhkan pemimpin yang tengah memberantas praktik kotor masa lalu. Gerakan rakyat sejati harus mendukung transparansi, keadilan, dan distribusi kekayaan yang merata dari pusat hingga pelosok.
Demonstrasi adalah hak demokratis, tapi jangan sampai disusupi narasi mafia yang memperkeruh keadaan demi keuntungan kelompoknya. Kesadaran kolektif diperlukan agar kita paham, musuh kita bukan hanya individu, tapi sistem yang dikendalikan jaringan kuat.
Presiden tidak akan mampu bergerak sendiri. Ia memerlukan dukungan rakyat yang sadar, kritis, dan siap melawan kezaliman sistemik. Perubahan sudah dimulai. Namun perjalanan masih panjang. Jangan berhenti sekarang, karena mafia belum menyerah sepenuhnya.
Mereka yang merasa terganggu oleh perubahan adalah mereka yang selama ini hidup nyaman dalam sistem yang rusak dan manipulatif. Perhatikan siapa yang panik saat reformasi dimulai. Mereka menyerang lewat fitnah, hoaks, dan isu-isu palsu di berbagai media.
Ancaman tidak hanya dari dalam negeri. Kekacauan juga menguntungkan pihak asing yang ingin terus mengeruk kekayaan Indonesia. Rakyat harus kuat dan tahan godaan. Jangan mudah terprovokasi oleh narasi palsu yang dirancang untuk memecah belah kesadaran.
Dukungan terhadap presiden bukan soal individu, tapi soal arah perubahan dan masa depan anak cucu kita di negeri ini. Gerakan rakyat yang cerdas harus mampu membedakan kritik sehat dengan sabotase terselubung yang berkedok demokrasi bebas.
Hari ini kita bersuara lantang. Besok kita bergerak nyata. Bangsa ini hanya bisa berubah jika rakyat berani melawan mafia. Selama mafia menguasai sumber daya, tak ada kemerdekaan sejati. Yang ada hanya ilusi kebebasan dalam sistem yang busuk.
Indonesia adalah milik bersama. Bukan milik politikus munafik atau pengusaha tamak yang merampok atas nama kebijakan publik. Kita butuh konsolidasi rakyat. Gerakan harus menyatu, menolak elite palsu dan penguasa yang hanya menjual negeri secara diam-diam.
Sudah terlalu lama kita dibohongi. Kini waktunya rakyat memimpin arus perubahan dan merebut kembali hak-haknya yang sah. Pemimpin yang berpihak pada rakyat tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri. Rakyat harus menjadi garda terdepan penjaga kebenaran.
Setiap suara rakyat yang jujur adalah ancaman bagi mafia. Karena kebenaran selalu menakutkan bagi mereka yang hidup dari kebohongan. Jika hari ini kita diam, besok anak cucu kita akan hidup dalam penindasan oleh sistem yang dibangun oleh para perampok. Kita tidak bisa menunggu lagi. Saatnya bergerak bersama, melawan mafia, demi Indonesia yang adil, bersih, dan berdaulat sepenuhnya.(Red)