Sumenep, Salam News. Id – Upaya percepatan pemulihan rumah warga yang terdampak gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo di Pulau Sapudi terus dilakukan pemerintah. Proses perbaikan difokuskan pada rumah-rumah rusak ringan hingga sedang agar segera dapat ditempati kembali oleh masyarakat terdampak.
Semangat gotong royong masyarakat menjadi fondasi utama dalam mempercepat proses pemulihan infrastruktur pascagempa di berbagai desa terdampak. Warga bersama aparat pemerintah desa hingga kecamatan bahu-membahu memperbaiki rumah, mushala, serta fasilitas umum lainnya secara sukarela dan kompak.
Kebersamaan ini dinilai menjadi kekuatan sosial yang penting dalam mengatasi dampak bencana sekaligus menumbuhkan kembali semangat masyarakat Sapudi. Kepala BPBD Sumenep, Ach Laili Maulidi, menegaskan kebutuhan mendesak masyarakat adalah material bangunan dan biaya pembangunan rumah yang cukup besar.

Menurutnya, bantuan material menjadi kunci percepatan pemulihan karena sebagian besar warga kehilangan sumber penghasilan akibat gempa beberapa waktu lalu. “Yang paling dibutuhkan masyarakat adalah bahan bangunan serta dukungan dana agar bisa segera memperbaiki rumah,” ujar Laili menjelaskan.
Ia juga menambahkan, bantuan logistik dan dukungan tenaga sukarelawan telah disalurkan sejak hari pertama masa tanggap darurat diberlakukan pemerintah daerah. Selain memperbaiki rumah, tim relawan membantu membangun tenda sementara bagi warga yang masih belum memiliki tempat tinggal layak dan aman.
Masa tanggap darurat yang semula tujuh hari kini diperpanjang menjadi 14 hari untuk memungkinkan asesmen kerusakan dilakukan lebih detail. Perpanjangan waktu ini memberi ruang bagi tim di lapangan menginventarisasi tingkat kerusakan rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan masyarakat.
“Perpanjangan masa tanggap bencana ini penting agar data kerusakan valid dan tepat sasaran dalam penyaluran bantuan,” jelas Laili Maulidi. Menurutnya, penggunaan dana APBD hanya dapat dilakukan setelah masa tanggap darurat berakhir sesuai aturan penanggulangan bencana daerah.
Sementara itu, selama masa tanggap darurat, BPBD mengoptimalkan gotong royong warga sebagai langkah konkret mempercepat penanganan darurat gempa.
Gotong royong warga terbukti menjadi kekuatan sosial yang mempercepat proses pemulihan fisik dan psikologis masyarakat Pulau Sapudi.
Banyak warga saling membantu memperbaiki rumah tetangga yang rusak meski kondisi mereka juga terdampak akibat gempa bumi hebat itu.
“Ini bukti nyata solidaritas warga Sapudi yang luar biasa. Mereka saling mendukung tanpa menunggu bantuan datang,” ujar Laili menambahkan. Selain memperkuat rasa persaudaraan, kegiatan gotong royong membantu masyarakat kembali beraktivitas dan membangun harapan baru setelah bencana.
Semangat kebersamaan ini juga mempercepat pemulihan sosial ekonomi masyarakat yang sebelumnya sempat lumpuh akibat guncangan gempa. Pemerintah Kabupaten Sumenep memastikan akan terus mendampingi masyarakat hingga seluruh proses rehabilitasi pascagempa selesai dilakukan.
Setelah masa tanggap darurat berakhir, pemerintah daerah bersama pemerintah provinsi dan pusat menyalurkan bantuan sesuai ketentuan berlaku. Bantuan tersebut mencakup pembangunan rumah rusak berat, perbaikan fasilitas umum, serta pemulihan layanan dasar masyarakat di berbagai sektor penting.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai lembaga kemanusiaan diharapkan mampu mempercepat pemulihan Pulau Sapudi secara menyeluruh. Dengan semangat gotong royong dan dukungan lintas sektor, kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sapudi diharapkan segera pulih seperti sediakala.(*)











