Sumenep, Salam News. Id – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) menggelar Musabaqah Qira’atil Kutub. Ajang bergengsi tingkat kabupaten itu dilaksanakan di Aula Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Selasa (4/11/2025), dan berlangsung dengan suasana khidmat serta penuh makna.
Kegiatan tersebut menjadi bagian penting dari rangkaian peringatan Hari Santri yang selalu dinantikan kalangan pesantren di seluruh penjuru Kabupaten Sumenep. Sebanyak 120 peserta santri dari berbagai pesantren ambil bagian, menampilkan kemampuan membaca dan memahami kitab kuning di hadapan dewan juri.
Para peserta memperlihatkan kecakapan luar biasa dalam memahami makna teks klasik Islam yang selama ini menjadi ciri khas dunia pesantren. Sembilan orang dewan juri yang terdiri dari para ahli ilmu keislaman menilai dengan ketat setiap penampilan peserta berdasarkan kefasihan dan kedalaman pemahaman.

Wakil Bupati Sumenep hadir memberikan sambutan sekaligus dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut yang dianggap penting bagi pelestarian tradisi keilmuan Islam. Dalam sambutannya, Wabup menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh panitia, peserta, serta pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya ajang keagamaan ini.
Menurutnya, MQK bukan hanya perlombaan biasa, melainkan wadah meneguhkan semangat belajar, cinta ilmu, dan penghormatan terhadap warisan ulama terdahulu. “Kegiatan ini bukan sekadar mencari juara, tetapi menumbuhkan semangat mendalami kitab kuning dan memahami nilai-nilai luhur keilmuan Islam,” ujarnya.
Ia menambahkan, membaca kitab kuning bukan perkara mudah karena memerlukan ketekunan, bimbingan, serta pemahaman mendalam terhadap bahasa dan konteks keilmuan klasik. Oleh sebab itu, peran pesantren menjadi sangat vital sebagai tempat melahirkan generasi berilmu, berakhlak mulia, dan memiliki wawasan keagamaan yang luas.
“Pesantren bukan hanya penjaga tradisi ilmu, tetapi juga benteng moral yang mengajarkan nilai kebangsaan, keikhlasan, dan semangat pengabdian,” lanjutnya penuh semangat. Wabup juga menegaskan bahwa kontribusi santri terhadap pembangunan bangsa sangat besar, baik dalam bidang sosial, pendidikan, maupun pemberdayaan masyarakat daerah.
Menurutnya, semangat santri harus terus dijaga agar selaras dengan upaya pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat religius dan berkarakter. “Kami berterima kasih kepada Kemenag dan seluruh pesantren yang menjaga tradisi keilmuan Islam di tengah arus perubahan zaman yang cepat,” tegas Wabup.
Ia menambahkan, Pemkab Sumenep akan terus berkomitmen memperkuat pendidikan keagamaan melalui berbagai program pembinaan, pelatihan, dan dukungan fasilitas pendidikan pesantren. Sementara itu, Kepala Bagian Kesra Setdakab Sumenep, Kamiluddin, menjelaskan bahwa tujuan utama MQK adalah menumbuhkan kembali kecintaan terhadap kitab kuning.
Menurutnya, kitab kuning bukan hanya sumber ilmu, tetapi juga pedoman moral dan spiritual bagi para santri dalam kehidupan sehari-hari mereka. “Melalui MQK, kami ingin membentuk generasi santri yang cerdas, berakhlak, dan tetap mencintai khazanah keilmuan Islam klasik,” ungkapnya dengan penuh optimisme.
Kamiluddin menambahkan, kegiatan ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarpesantren dan memperkuat jaringan keilmuan di kalangan santri muda Sumenep. Ia berharap, MQK mampu menjadi motivasi bagi generasi santri agar terus belajar, berinovasi, serta menjaga marwah pesantren sebagai pusat ilmu Islam.
Kegiatan yang berlangsung penuh semangat tersebut menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap pengembangan pendidikan keagamaan di wilayah Kabupaten Sumenep. Dengan dukungan kuat pemerintah daerah, diharapkan tradisi keilmuan pesantren terus tumbuh subur dan memberi manfaat bagi kemajuan masyarakat Bumi Sumekar.
“Semoga dari ajang ini lahir santri yang berilmu luas, berakhlak tinggi, dan siap berkontribusi untuk agama, bangsa, serta daerah,” pungkas Kamiluddin.(W)











