PENTINGNYA INTEGRITAS BAGI SEORANG PEMIMPIN

- Pewarta

Selasa, 8 Februari 2022 - 01:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh: Nurul
Huda, S.E., M.M

Ucapan KPU-HPN 2025

E-mail
nurul.huda.macintosh@gmail.com

(Ketua Prodi Ekonomi Syariah STAIM
Tarate Sumenep)

 

Sumenep, SalamNews.Id – Pemimpin
adalah seseorang/individu yang diberi
kepercayaan dan tanggungjawab untuk memimpin dan mengaplikasikan dasar
manajemen dengan baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nurul Huda,
2020). 

Pentingnya seorang pemimpin karena diharapkan untuk meningkatkan
keamanan, kesejahteraan, dan kenyamanan bagi organisasi atau masyarakat yang
dipimpinnya. Setiap individu memiliki kemampuan unik masing-masing dan
merupakan suatu keistimewaan alami yang diberikan oleh Allah, yang secara tidak
sadar dapat memberikan perubahan besar atau kemajuan pada masyarakatnya.

Ungkapan bahwa integritasmu
adalah masa depanmu bagi seorang pemimpin adalah benar adanya karena seoarang
pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang amanah. 

Pemimpin yang
berintegritas selalu bertindak sesuai dengan apa yang diucapan, konsisten
antara apa yang dipercayai dan apa yang dikerjakan, antara nilai hidup yang
dianut dengan nilai hidup yang dijalankan, antara sikap dan tindakkan yang
selalu selaras dalam setiap kebijakan. 

Pemimpin yang berintegritas adalah
pemimpin yang professional, handal, matang, tanpa kompromi, menolak pengakuan
untuk dirinya sendiri demi sebuah perubahan besar terhadap apa yang
dipimpinnya. Di dalam menjalankan aktivitas pelayanan, pemimpin yang yang
berintegritas fokus utamanya adalah untuk mencapai tujuan yang mulia karena
dasar seorang pemimpin yang berintegritas adalah mengedepankan etika dan moral
 dalam setiap kebijakannya.

Berbicara integritas
kepemimpinan tentu saja berkaitan erat dengan professionalitas karena didalam
ruang integritas itu sendiri kita akan melihat integritas yang teruji salah
satu contoh adalah pegawai yang professional adalah pegawai yang memiliki
integritas yang teruji dan handal, tidak suka menggunakan istilah aji mumpung
dan memanfaatkan situasi dan kondisi atau kesempatan dalam kesempitan, apalagi
kesempatan dalam tanda petik yang selalu bermakna negatif dalam pandangan
masyarakat luas. 

Hal yang tidak mudah memang dalam menerapkannya. Godaan yang
berupa ada peluang dan kesempatan untuk korupsi, hati kita dipaksa secara halus
untuk menjadi bimbang. Sisi baik pada hati kita mengatakan secara halus
pula  berbisik jangan lakukan itu tetapi sisi buruknya mengatakan tunggu
apalagi dan ini adalah kesempatan emas untuk memperkaya diri. 

Mumpung ada kesempatan
gunakan kemampuan itu sebab kalau tidak akan banyak orang lain akan menggunakan
kesempatan tersebut. Memang pada dasarnya korupsi itu manis diawal-awalnya saja
tetapi akan menjadi pahit banhkan sangat pahit di ujung-ujungnya karena
dipastikan akan bertentangan dengan hati nurani kita.

Baca Juga :  Ketakwaan sebagai Kunci Kebahagiaan: Pelajaran dari Para Ulama Besar Oleh. Ustad Juneid

Profesional artinya jika kita
bisa mengkondisikan keadaan dan menahan diri tidak melakukan penyimpangan atau
melangagar hukum meskipun kesempatan itu sangat terbuka lebar. Pegawai yang
professional tidak akan berani dan mau menggunakan kesempatan dalam situasi
apapun, apalagi mencuri-curi kesempatan. 

Integritas yang teruji dan handal
merupakan modal dasar bagi kita untuk menjadi abdi masyarakat yang benar-benar
berjiwa melayani. Kondisi saat ini, karakter yang demikian bisa dikatakan
sangat langka atau bisa dibilang satu berbanding seribu, inilah kondisi atau
fakta yang menyebabkan kenapa pemerintah kita dianggap kurang profesional
karena betapa susahnya mencari aparatur sipil pemerintah yang benar-benar
memiliki integritas yang teruji dan handal dibidangnya walaupun anggapan itu
tidak semuanya benar seperti yang disebutkan diatas. 

Walaupun kesempatan sudah
ditutup rapat rapat tetapi kalau dasarnya  bermental rendah, ada saja
celah-celah untuk melakukan penyimpangan. Artinya bahwa nilai-nilai kejujuran
yang tertanam dihatinya berarti menyampaikan kebenaran, dan ucapannya sesuai
dengan kenyataan. Sedangkan  integritas itu sendiri membuktikan bahwa
tindakannya sesuai dengan ucapannya. 

Seseorang/individu yang memiliki integritas
dan kejujuran akan menunjukan ke-auntetikan dirinya sebagai individu yang
bertanggung-jawab dan berdedikasi.

Banyak pendapat para ahli bawah
kualitas kepribadian seseorang itu berbanding lurus dengan integritas dirinya.
Dan dipastikan bahwa setiap individu yang memiliki integritas lebih menyukai
proses yang benar untuk menghasilkan sesuatu yang benar. 

Hasil itu tidak
menjustifikasi (menilai) proses dan proses itu tidak menjustifikasi hasil
karena keduanya harus on the track atau berjalan dengan baik dan benar.
Integritas akan membawa atau menjaga seseorang/individu supaya tidak keluar
dari jalurnya yang sudah terorganisir saat ingin mencapai tujuan. Seorang
pemimpin yang berintegritas, tidak akan mudah terpengaruh terhadap godaan
korupsi atau memperkaya diri dengan menyalah-gunakan wewenang dan kekuasaannya. 

Karena pemimpin yang amanah sadar betul ketika setiap kali melanggar prinsip
moral, maka akan tercipta keretakan kecil akan merusak dasar integritasnya. Dan
setiap kali seorang pemimpin mengkompromikan integritas, maka dipastikan akan
merusak diri sendiri karena integritas itu sendiri tidak akan mengkhianati atau
menempatkan dirinya dalam posisi yang membahayakan. Integritas dipastikan akan
memberikan ruang dan waktu untuk menjaga prioritas dirinya tetap pada track
 yang benar. 

Baca Juga :  Mengeluh tentang Hidup, Sebuah Tanda Ketidakpuasan terhadap Takdir Allah

Ketika seorang pemimpin tergoda untuk mengambil jalan
pintas, maka integritas itu sendiri akan membantu seorang pemimpin tetap pada
arah yang benar. Begitu juga ketika orang lain mengkritik dirinya dengan
kalimat  tidak adil, integritas membantu dirinya untuk terus berjalan dan
memilih jalan yang benar dengan tidak membalas. 

Ketika kritik orang lain benar
adanya, integritas akan membantu dirinya dengan ikhlas menerima apa yang mereka
katakan, belajar darinya dan terus bertumbuh.

Karena integritas itu menjadi
kunci utama kepemimpinan, maka dalam setiap membuat keputusan yang benar harus
pada waktu yang benar dalam bersikap dan berperilaku, disitulah terletak
pondasi atau dasar dalam membangun trust atau kepercayaan dan hubungan
antara individu dalam organisasi. Integritas akan hadir dalam kepemimpinan,
apabila seorang pemimpin mampu menggabungkan seluruh aspek atau potensi yang
ada dalam dirinya menjadi satu kesatuan yang saling mendukung satu sama
lainnya. 

Pemimpin yang memiliki integritas yang tinggi, tentunya memiliki
kemampuan untuk mengelola ilmu manajemennya sehingga bertindak terhormat dan
benar dalam setiap kebijakannya walaupun posisi atau kedudukan yang terhormat
itu tidak selalu diikuti dengan perilaku yang benar. Sehingga pemimpin sering
kali terjebak oleh posisinya dan memanfaatkan keadaan untuk hal-hal yang tidak
terhormat. Hal ini menunjukkan ketidak konsekuenan dalam kepemimpinannya. 

Bila
hal tersebut terus terjadi maka pemimpin tersebut tidak akan dapat bertahan
lama dalam posisi dan kedudukannya. Konsistensi antara peran dan kedudukan
sanagat penting dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. 

Karena itu integritas
seorang pemimpin adalah kunci utama yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin
agar bisa membawa dampak dan pengaruh positif bagi orang lain, dan mampu
menghasilkan karya yang berkualitas tinggi, prestasi luar biasa, serta
produktifitas kinerja yang selalu melampaui target dengan harapan besar dapat memberikan perubahan besar atau
kemajuan pada masyarakatnya. Demikian artikel singkat ini saya tulis, semoga
menginspirasi kita semua.
“Menulis akan melahirkan inspirasi baru bagi
generasi berikutnya”
 (07/02/2022)(*)

 

Berita Terkait

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan
Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati
Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat
Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT
Jangan Merasa Paling Benar, Akhir Hidup Kita Masih Rahasia
Menghidupkan Sunnah: Prinsip Hidup Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu dalam Mencapai Ridha Allah
Rapat Efisiensi Anggaran DPRD Sumenep: Menyelaraskan Kepentingan Daerah Demi Kesejahteraan Masyarakat
Mencapai Kebahagiaan Hakiki: Ketenangan Hati, Kepuasan, dan Dekat dengan Sang Pencipta

Berita Terkait

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan

Senin, 7 Juli 2025 - 16:16 WIB

Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:33 WIB

Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:26 WIB

Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

Sabtu, 19 April 2025 - 20:14 WIB

Jangan Merasa Paling Benar, Akhir Hidup Kita Masih Rahasia

Jumat, 28 Maret 2025 - 13:02 WIB

Menghidupkan Sunnah: Prinsip Hidup Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu dalam Mencapai Ridha Allah

Senin, 17 Maret 2025 - 15:58 WIB

Rapat Efisiensi Anggaran DPRD Sumenep: Menyelaraskan Kepentingan Daerah Demi Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 17 Maret 2025 - 12:08 WIB

Mencapai Kebahagiaan Hakiki: Ketenangan Hati, Kepuasan, dan Dekat dengan Sang Pencipta

Berita Terbaru