Sumenep, Salam News. Id – Ribuan warga memadati kawasan Labang Mesem Keraton Sumenep untuk menyaksikan prosesi sakral Arya Wiraraja pada Sabtu pagi bersejarah tahun ini. Acara tersebut menjadi rangkaian utama dari Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 yang selalu dinantikan masyarakat setiap tahunnya.
Prosesi sakral ini memiliki nilai sejarah tinggi yang mengingatkan masyarakat akan jati diri, asal-usul, dan perjalanan panjang Sumenep. Kegiatan dipimpin langsung Bupati Sumenep dr. Achmad Fauzi Wongsojudo bersama jajaran Forkopimda yang hadir memenuhi pelataran Keraton penuh wibawa.
Tampak pula pimpinan OPD, para camat, kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta undangan kehormatan lainnya berpartisipasi khidmat. Suasana semakin sakral ketika iringan rombongan berjalan menuju pelataran utama Keraton, diiringi doa-doa dan tabuhan musik tradisional khas Sumenep.

Masyarakat dari berbagai kalangan berdiri berdesakan penuh antusias menyaksikan jalannya prosesi yang berlangsung tertib, teratur, dan penuh penghormatan. Prosesi ini tidak sekadar perayaan budaya, melainkan momen memperkuat rasa kebersamaan antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh elemen budaya lokal.
Bupati Sumenep menyampaikan bahwa prosesi Arya Wiraraja merupakan simbol penghormatan terhadap sejarah dan warisan leluhur yang harus dijaga bersama. “Prosesi Arya Wiraraja bukan sekadar seremoni, melainkan peneguhan cinta terhadap tanah kelahiran,” ujar Bupati dengan penuh ketegasan hangat.
Menurutnya, di tengah berkembangnya zaman, masyarakat harus tetap menjaga akar budaya agar tidak kehilangan nilai jati diri luhur. “Kita boleh modern, namun budaya tetap fondasi karakter masyarakat Sumenep,” ucap Bupati menekankan pentingnya pelestarian nilai tradisi.
Raden Arya Wiraraja dikenal sebagai pemimpin bijaksana yang mengutamakan kesejahteraan rakyat serta menjunjung tinggi keadilan dalam pemerintahan. Nilai kepemimpinan tersebut diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat dan pemerintah dalam membangun Sumenep lebih maju bermartabat.
Bupati juga mengingatkan bahwa pelestarian tradisi bukan sekadar menjaga ritual, tetapi merawat makna mendalam yang terkandung di dalamnya. “Raden Arya Wiraraja memberi teladan kepemimpinan tulus dan berwibawa. Warisan itu harus kita lanjutkan,” ungkap Bupati kembali menegaskan.
Peringatan Hari Jadi tahun ini mengusung tema “Ngopene Soengenep” yang berarti menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali nilai budaya luhur. Tema ini mencerminkan komitmen kolektif masyarakat Sumenep untuk tetap menghargai warisan leluhur di tengah perubahan global cepat.
Bupati mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadikan budaya sebagai kekuatan dalam membangun daerah yang berdaya dan bermartabat. “Budaya bukan penghambat kemajuan, justru menjadi penerang perjalanan menuju kemakmuran,” tegasnya dengan penuh keyakinan baik.
Prosesi berlangsung tertib dan penuh kekhidmatan, menghadirkan suasana haru dan kebanggaan mendalam bagi para peserta dan masyarakat. Setelah prosesi doa bersama, pertunjukan kesenian tradisional digelar menampilkan tari, musik, dan simbol kejayaan masa lampau Sumenep.
Pengunjung tampak terpukau menyaksikan suguhan budaya yang memancarkan kekayaan nilai sejarah serta keindahan tradisi masyarakat. Acara berakhir dengan penuh kesan mendalam, meninggalkan semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap tanah kelahiran tercinta Sumenep.
Masyarakat berharap prosesi sakral ini terus dilestarikan agar generasi mendatang tetap mengenal sejarah, budaya, dan jati diri leluhur. Prosesi Arya Wiraraja menjadi cermin bahwa warisan budaya tetap hidup selama dijaga, dirawat, dan diamalkan dalam kehidupan masyarakat.(*)











