Sumenep, Salam News. Id – Sejak hari pertama Lebaran, halaman rumah Bupati Fauzi selalu ramai. Pejabat, tokoh masyarakat, serta warga biasa datang bergiliran, saling bersilaturahmi. Tak hanya sekadar bersalaman, mereka juga datang untuk merasakan suasana kekeluargaan yang hangat.
“Idulfitri bukan hanya sekadar perayaan, melainkan tentang menyatukan hati, menghapus sekat, dan mempererat tali silaturahmi yang mungkin sudah renggang. Rumah ini terbuka bagi siapa saja, karena warga Sumenep adalah keluarga besar saya,” kata Fauzi dengan senyum khasnya pada Selasa (1/4/2025).
Bagi Bupati Fauzi, Idulfitri adalah momen penting untuk merenung. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, menyadari bahwa dalam memimpin selalu ada kekurangan dan ketidaksempurnaan. Fauzi mengakui bahwa tidak ada pemimpin yang sempurna. Ia mengingatkan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa dengan segala kekhilafan.

“Di hari yang suci ini, saya meminta maaf dengan tulus. Semoga kita bisa membuka lembaran baru untuk Sumenep yang lebih maju dan sejahtera,” ujarnya dengan penuh rasa haru.
Open House yang digelar di rumah Bupati Fauzi juga memberikan suasana kebersamaan yang lebih mendalam. Berbagai hidangan khas disajikan dengan penuh kehangatan, mulai dari sate Madura yang menggugah selera hingga es krim yang disukai anak-anak, yang membuat suasana semakin ceria.
Bupati Fauzi bersama istrinya, Nia Kurnia Fauzi, tak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga berbaur dengan warga. Mereka berbincang akrab, mendengarkan cerita, dan membangun kedekatan tanpa ada sekat atau jarak antara pemimpin dan rakyat.
Lebaran di rumah Bupati Fauzi lebih dari sekadar tradisi. Ini adalah simbol bahwa kepemimpinan sejati bukan hanya tentang menjaga jarak, tetapi merangkul dan mendekatkan diri kepada rakyat. Di Sumenep, rumah Bupati bukan hanya rumah pemimpin, melainkan juga rumah bagi seluruh warga.
Dengan suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan, acara open house ini berhasil mempererat hubungan antara pemimpin dan masyarakat. Fauzi ingin agar setiap orang merasa diterima, seperti keluarga besar, tanpa melihat status atau jabatan. Semua warga Sumenep memiliki tempat di rumahnya.
Tidak hanya momen silaturahmi, namun perayaan Lebaran ini juga menjadi wadah untuk berbagi harapan bagi masa depan Sumenep yang lebih baik. Sebagai seorang pemimpin, Fauzi bertekad untuk terus mengabdi dan berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan daerahnya.
Idulfitri menjadi waktu yang penuh makna, tidak hanya dalam hal beribadah, tetapi juga dalam mempererat hubungan sosial antar masyarakat. Fauzi percaya, melalui silaturahmi yang kuat, semua masalah bisa diselesaikan bersama dengan hati yang terbuka.
Setiap perayaan Lebaran di rumah Bupati menjadi simbol kebersamaan yang menghapus segala perbedaan. Tidak ada jarak antara pemimpin dan rakyatnya, semuanya adalah keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa Sumenep bukan hanya sekadar daerah administratif, tetapi tempat di mana setiap warganya merasa terhubung dan saling peduli.
Dalam suasana yang penuh kekeluargaan ini, Bupati Fauzi dan Nia Kurnia Fauzi bertekad untuk terus menjaga hubungan baik dengan warga. Mereka berharap, semangat Idulfitri ini membawa keberkahan bagi Sumenep agar terus berkembang dan sejahtera.(*)