Aliansi Jaringan Santri Madura Kutuk Tayangan Trans7 yang Dinilai Melecehkan Pesantren

- Pewarta

Selasa, 14 Oktober 2025 - 22:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Ketua Aliansi Jaringan Santri Madura, Muhammad Masrul, menegaskan kecaman keras terhadap tayangan Trans7 yang dianggap melecehkan pesantren. Tayangan tersebut menampilkan adegan yang menggambarkan kehidupan santri secara tidak pantas dan penuh stereotip, sehingga menimbulkan luka di hati para kiai dan santri.

Menurut Masrul, pesantren adalah lembaga pendidikan luhur yang membentuk karakter, akhlak, dan ilmu keislaman generasi muda Indonesia sejak dahulu. Ia menilai, konten yang ditayangkan stasiun televisi nasional itu menunjukkan ketidakhormatan terhadap perjuangan para ulama dan nilai-nilai Islam.

“Pesantren bukan tempat yang bisa dijadikan bahan candaan atau parodi,” tegas Muhammad Masrul dalam pernyataannya di Sumenep, Selasa pagi. Ia menilai tayangan tersebut berpotensi menimbulkan persepsi negatif publik terhadap lembaga pendidikan keagamaan yang selama ini menjadi benteng moral bangsa.

Ucapan KPU-HPN 2025

Masrul menyebut, banyak santri merasa tersakiti dan kecewa setelah menonton cuplikan yang beredar luas di media sosial. Mereka menilai, stasiun televisi sekelas Trans7 seharusnya lebih berhati-hati dalam menayangkan konten publik yang menyentuh ranah keagamaan dan pendidikan Islam.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Melepas Perdana Produk -produk UMKM Unggulan Ke Malaysia

Aliansi Jaringan Santri Madura, lanjutnya, menuntut pihak Trans7 segera memberikan klarifikasi dan permintaan maaf Pada pesantren yang telah dilecehkan secara langsung dan  terbuka kepada seluruh masyarakat pesantren. Menurutnya, permintaan maaf itu penting untuk meredakan keresahan dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap media nasional.

Masrul menambahkan, pihaknya juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar turun tangan menindak tayangan yang melanggar etika penyiaran tersebut. Ia menilai, KPI harus memberikan sanksi tegas agar kasus serupa tidak terulang di kemudian hari.

“Ini bukan hanya soal pelanggaran etika, tapi juga pelecehan terhadap simbol keagamaan dan dunia pendidikan Islam,” ujarnya penuh emosi. Ia menegaskan, pesantren telah berjasa besar dalam mencetak ulama, pendakwah, dan pemimpin bangsa, sehingga harus dihormati, bukan dihina.

Selain itu, Aliansi Jaringan Santri Madura berencana menggelar aksi damai di depan kantor Trans7 sebagai bentuk protes moral. Mereka akan membawa spanduk berisi seruan agar media lebih bijak dalam menayangkan konten bernuansa keagamaan.

Baca Juga :  Plt. Bupati Sumenep Gelar Silaturahmi kembali di Kecamatan Pragaan, Pererat Jalinan dengan Masyarakat

Masrul berharap, kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh lembaga penyiaran untuk lebih sensitif terhadap nilai-nilai budaya dan agama. Ia juga mengingatkan bahwa kebebasan media harus diimbangi dengan tanggung jawab moral terhadap masyarakat luas.

“Jangan jadikan rating sebagai alasan untuk mengorbankan kehormatan pesantren dan para santri,” tambahnya dengan nada tegas. Ia mengajak seluruh santri di Indonesia untuk tetap tenang namun bersatu dalam menuntut keadilan dan penghormatan terhadap lembaga pendidikan Islam.

Menurutnya, pesantren adalah simbol kesederhanaan, ketulusan, dan perjuangan. Menyentuhnya dengan cara yang salah berarti menyinggung hati jutaan umat. Karena itu, Aliansi Jaringan Santri akan terus mengawal kasus ini hingga mendapatkan kejelasan dan permintaan maaf resmi dari pihak terkait.

Dengan kejadian ini, masyarakat diharapkan lebih selektif dalam mengonsumsi tayangan televisi, terutama yang menyangkut nilai-nilai keislaman. Muhammad Masrul menutup pernyataannya dengan ajakan untuk menjaga marwah pesantren sebagai benteng moral bangsa Indonesia.(*)

Berita Terkait

Terminal Arya Wiraraja Siap Sambut Lonjakan Penumpang Jelang Nataru 2025/2026
Pemkab Sumenep Tegaskan Komitmen Pangan Lewat Gerakan Tanam Padi Serentak di Gunggung
Festival Pesisir 4 di Giligenting Meriah, HCML Borong 3 Penghargaan dari Pemkab Sumenep
Bakal Gelar Rakernas Dan Bimtek Di Bandung, Hanura Upgrade Kader Legislatif Daerah
Banjir Sumatera, Hanura Minta Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional
Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep
Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep
PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025

Berita Terkait

Jumat, 12 Desember 2025 - 08:41 WIB

Terminal Arya Wiraraja Siap Sambut Lonjakan Penumpang Jelang Nataru 2025/2026

Kamis, 11 Desember 2025 - 17:32 WIB

Pemkab Sumenep Tegaskan Komitmen Pangan Lewat Gerakan Tanam Padi Serentak di Gunggung

Senin, 8 Desember 2025 - 14:47 WIB

Festival Pesisir 4 di Giligenting Meriah, HCML Borong 3 Penghargaan dari Pemkab Sumenep

Selasa, 2 Desember 2025 - 22:21 WIB

Bakal Gelar Rakernas Dan Bimtek Di Bandung, Hanura Upgrade Kader Legislatif Daerah

Selasa, 2 Desember 2025 - 22:20 WIB

Banjir Sumatera, Hanura Minta Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional

Senin, 1 Desember 2025 - 08:41 WIB

Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep

Rabu, 26 November 2025 - 14:54 WIB

PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025

Minggu, 23 November 2025 - 09:28 WIB

PWRI Sumenep Gelar Raker 2025, Kukuhkan Transformasi Menuju Organisasi yang Profesional dan Mandiri

Berita Terbaru