Ibadah pun Berharap Surga, Apalagi Aktivisme Duniawi: Refleksi Hambali Rasidi soal Keikhlasan dan Kepentingan Pribadi

- Pewarta

Selasa, 20 Mei 2025 - 23:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumenep, Salam News. Id – Sulit menemukan keikhlasan murni di tengah zaman serba transaksional ini. Bahkan dalam menjalankan ibadah, masih banyak orang berharap surga dan takut neraka—ibarat menukar amalan dengan ganjaran. Jika ibadah saja masih berharap balasan, bagaimana dengan aktivisme sosial yang sering dibumbui oleh kepentingan duniawi?

Topik ini mencuat dalam obrolan reflektif yang terjadi di Grup WhatsApp IKA PMII Sumenep. Salah satu tokoh yang hadir, mantan aktivis PMII Surabaya, Hambali Rasidi, mengangkat tema sensitif namun penting: Kepentingan Pribadi di Balik Aktivisme dan Spiritualitas.

Dalam suasana penuh perenungan, Hambali menyampaikan bahwa setiap individu membawa kepentingan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi—baik di wilayah duniawi maupun ukhrawi. Bahkan, menurutnya, kepentingan itu sering terselubung dalam rutinitas harian, termasuk dalam praktik ibadah.

Ucapan KPU-HPN 2025

“Benarkah tindakan kita murni karena Allah, atau karena hasrat tersembunyi?” tanyanya di tengah forum. Ia menantang para peserta untuk jujur pada diri sendiri, terutama dalam menilai cinta dan kebencian yang kita tampakkan kepada orang lain.

Baca Juga :  Polres Sumenep dan PWRI Gelar Ngopi Bareng Menjelang Pilkada: "Wujudkan Pilkada Damai". 

“Apakah kita benci karena Allah, atau karena keinginan pribadi yang tak terpenuhi dalam perjalanan dakwah?” lanjutnya. Begitu pula dengan rasa cinta, yang menurutnya bisa saja muncul karena faktor duniawi semata.

Dalam salah satu pernyataan yang menggugah, Hambali mengakui, “Jujur, saya sendiri belum lepas dari bayang materi.” Ucapan ini sontak membuat suasana hening—mengajak peserta merenung tentang keikhlasan pribadi masing-masing.

Ia menegaskan bahwa orang yang ikhlas sejati bahkan tidak berharap surga dan tidak takut neraka. “Mereka murni karena Allah,” jelasnya. Dalam bahasa Madura, ia menambahkan: “Mon tak melo paggun enger,” yang berarti jangan sampai tertipu oleh kepentingan pribadi.

Hambali mengkritik fenomena membungkus kepentingan dengan label agama atau kebenaran, hanya untuk memenuhi ego. “Terkadang kita membohongi hati sendiri, berpura-pura atas nama kebenaran, padahal yang dominan justru ego,” ujarnya.

Baca Juga :  SDN Moncek Barat Setiap Jum'at Biasakan Anak Baca Surat Yasin Dan Sholawat

Menurutnya, ibadah tak seharusnya menjadi alat transaksi dengan Tuhan. “Ibadah mestinya murni karena cinta, bukan karena imbalan,” tegasnya.

Dengan gaya khas Madura-nya, ia menyindir: “Cakna nom dolla, mon ghi sibuk duniawi, mon tak melo panggun enger.” Artinya, berhati-hatilah. Keterikatan terhadap dunia bisa menyesatkan, bahkan membungkus kepalsuan dengan spiritualitas.

Hambali mengajak peserta untuk menyelami suara hati, jujur menilai niat, dan berani melakukan introspeksi. “Langkah awal memperbaiki diri adalah menyadari bahwa kita belum tentu bersih dari bayang kepentingan,” ungkapnya.

Sambil tertawa, ia mengatakan, “Meloa beremma se meloa”—menekankan bahwa kita sering kali menipu hati sendiri demi alasan yang tampak benar.

Ia menutup forum dengan ajakan untuk menjadikan keikhlasan sebagai standar utama, tidak hanya dalam ibadah, tapi dalam seluruh aspek kehidupan. “Kalau tujuan kita benar karena Allah, maka dunia dan akhirat akan mengikuti. Tapi kalau karena materi, sia-sia,” tutupnya.(Red)

Berita Terkait

Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep
PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025
PWRI Sumenep Gelar Raker 2025, Kukuhkan Transformasi Menuju Organisasi yang Profesional dan Mandiri
Dampak Nyata Event Strategis pada Ekonomi, Pemerintah Sumenep Perkuat Komitmen dengan 110 Agenda 2026
PWRI Sumenep Gelar Forum Strategi, FGD Semangat Menuju Porprov 2027
SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting
Sumenep Bangun Ketangguhan Sekolah melalui Pelatihan Komprehensif Kebencanaan dan Psikososial
Strategis Naghfir’s Institut dan BMTNU Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah di Sumenep

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 18:20 WIB

Bupati Fauzi Resmikan Penyerahan 5.252 SK PPPK Paruh Waktu, Wujudkan Transformasi Birokrasi di Sumenep

Rabu, 26 November 2025 - 14:54 WIB

PWRI Sumenep Hibahkan Mukena sebagai Apresiasi pada Guru Ngaji dalam Semangat Hari Guru Nasional 2025

Minggu, 23 November 2025 - 09:28 WIB

PWRI Sumenep Gelar Raker 2025, Kukuhkan Transformasi Menuju Organisasi yang Profesional dan Mandiri

Rabu, 19 November 2025 - 10:39 WIB

PWRI Sumenep Gelar Forum Strategi, FGD Semangat Menuju Porprov 2027

Selasa, 18 November 2025 - 10:43 WIB

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting

Senin, 17 November 2025 - 16:07 WIB

Sumenep Bangun Ketangguhan Sekolah melalui Pelatihan Komprehensif Kebencanaan dan Psikososial

Jumat, 14 November 2025 - 14:49 WIB

Strategis Naghfir’s Institut dan BMTNU Perkuat Ekosistem Keuangan Syariah di Sumenep

Minggu, 9 November 2025 - 07:23 WIB

Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat

Berita Terbaru