Maksudi Tawarkan “Equilibrium Sosial-Inklusif” untuk PMII Jatim

- Pewarta

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surabaya, Salam News. Id – Calon Ketua PKC PMII Jawa Timur, Maksudi, membawa gagasan segar: “Equilibrium Sosial-Inklusif” sebagai arah gerakan organisasi. Gagasan ini berangkat dari keprihatinan terhadap polarisasi sosial, rendahnya literasi digital, dan ketimpangan antara keislaman, keindonesiaan, serta keilmuan.

Menurut Maksudi, PMII harus mampu menjawab persoalan zaman dengan mengintegrasikan nilai agama, nasionalisme, keilmuan, dan prinsip keberlanjutan. Konsep equilibrium ini merujuk pada teori ekonomi Walras dan Marshall, serta sosiologi Parsons dalam pendekatan yang inklusif dan kontekstual.

PMII, kata Maksudi, tak hanya hadir sebagai organisasi ideologis, namun juga menjadi penyeimbang dalam dinamika sosial yang terus berubah. “PMII harus tangguh menghadapi tantangan digital, lingkungan, hingga ekonomi kader. Inilah makna equilibrium sebenarnya,” kata Maksudi, Kamis (29/5).

Ucapan KPU-HPN 2025

Ia menekankan lima misi utama untuk mewujudkan konsep ini: kaderisasi holistik, partisipasi strategis, moderasi beragama, advokasi data, dan kemandirian ekonomi. Kaderisasi holistik berarti memperkuat proses pembinaan kader dengan pendekatan yang relevan terhadap perkembangan zaman dan tantangan global.

Partisipasi strategis mengarah pada keterlibatan kader di berbagai sektor penting: pendidikan, kebijakan publik, teknologi, dan dunia usaha. Optimalisasi ulama dan umara sebagai kekuatan dalam moderasi beragama dinilai krusial untuk menjaga keseimbangan di tengah masyarakat majemuk.

Baca Juga :  Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Imam Syfi'ie: Ajak Masyarakat Membersihkan Penyakit Negara

Advokasi publik yang berbasis data serta media kreatif akan memperkuat peran PMII sebagai penyampai aspirasi sosial secara profesional. Sedangkan kemandirian organisasi akan didorong melalui inkubasi wirausaha sosial dan pembentukan Badan Usaha Milik Koordinator Cabang (BUMKC).

Maksudi menyatakan, PMII tidak boleh reaktif dalam merespons isu, tapi aktif dalam menciptakan inovasi sosial yang berdaya guna jangka panjang. Menurutnya, PMII Jatim ke depan harus menjadi pusat pemikiran (think tank) mahasiswa Islam yang progresif, kontekstual, dan berwawasan masa depan.

Ia menggagas pendirian Sekolah Vokasi PMII Jatim yang memadukan keislaman, literasi digital, keterampilan teknis, serta kepemimpinan komunitas. “Kalau kita ingin PMII jadi center of gravity, kita tidak bisa andalkan cara-cara lama dalam bergerak,” katanya.

Tradisi dan teknologi, spiritualitas dan sains, harus bisa berdialog dalam satu ruang gagasan yang melahirkan solusi berlandaskan nilai. Selain itu, Maksudi mendorong pembentukan Forum Lintas Iman untuk memperkuat kohesi sosial dan peran kader sebagai fasilitator antaragama.

“PMII tidak boleh hanya jadi penggerak opini sesaat. Kita harus hadir sebagai perekat yang nyata di masyarakat,” ujarnya. Isu lingkungan juga menjadi sorotan penting. PMII Jatim perlu merespons krisis ekologi dengan pendekatan advokasi berbasis data dan aksi nyata.

Baca Juga :  Jemput Bola, Cara BPRS Bhakti Sumekar Dorong UMKM Pasar Minggu Aktif Menabung

Di sektor ekonomi, Maksudi menekankan pentingnya kemandirian melalui BUMKC yang berdampak ekonomi, sosial, dan berorientasi keberlanjutan. Ia juga mencanangkan Inkubator Wirausaha Sosial PMII dan pendanaan berbasis crowdfunding filantropi dari kader dan alumni se-Jawa Timur.

“Inilah waktunya kita tidak hanya mengkritik, tapi menciptakan alternatif ekonomi untuk membebaskan kader dari ketergantungan,” ungkapnya. Menuju transformasi, Maksudi ingin menempatkan PMII sebagai aktor perubahan sosial berbasis nilai-nilai Islam moderat dan kolaboratif.

Menurutnya, equilibrium bukan stagnasi. Melainkan proses menyesuaikan diri secara dinamis terhadap tantangan zaman dan perubahan sosial. PMII Jatim ke depan harus mampu menjadi laboratorium peradaban yang membentuk karakter bangsa lewat inovasi berbasis akar tradisi.

Dengan pendekatan ini, PMII akan lebih siap menjadi motor perubahan, bukan hanya dalam lingkup mahasiswa, tapi juga masyarakat luas. Gagasan Maksudi menandai semangat baru PMII Jatim sebagai organisasi yang reflektif, progresif, dan relevan bagi masa depan Indonesia.(*)

Berita Terkait

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting
Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat
Pemkab Sumenep Perkuat Ekonomi Sirkular Lewat Pengiriman Perdana RDF 24,1 Ton
Pemkab Sumenep Gelar Musabaqah Qira’atil Kutub Peringati Hari Santri Nasional 2025
Sumenep Teguhkan Jati Diri Kota Keris dalam Hari Jadi ke-756
Rumah Kebangsaan Sumenep Jadi Simbol Persatuan dan Kolaborasi Generasi Muda
Haul Raja-Raja se-Madura, Pemkab Sumenep Teguhkan Nilai Sejarah dan Kebersamaan
Persatuan dan Kolaborasi Jadi Nafas Baru Semangat Sumpah Pemuda di Era Modern

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 10:43 WIB

SKK Migas-HCML Bakal Gelar Festival Pesisir ke-4 di Giligenting

Minggu, 9 November 2025 - 07:23 WIB

Fethum Muxin Harumkan Sumenep Sabet Perak Popnas 2025 di Cabang Pencak Silat

Kamis, 6 November 2025 - 18:01 WIB

Pemkab Sumenep Perkuat Ekonomi Sirkular Lewat Pengiriman Perdana RDF 24,1 Ton

Selasa, 4 November 2025 - 15:40 WIB

Pemkab Sumenep Gelar Musabaqah Qira’atil Kutub Peringati Hari Santri Nasional 2025

Jumat, 31 Oktober 2025 - 20:58 WIB

Sumenep Teguhkan Jati Diri Kota Keris dalam Hari Jadi ke-756

Selasa, 28 Oktober 2025 - 20:50 WIB

Rumah Kebangsaan Sumenep Jadi Simbol Persatuan dan Kolaborasi Generasi Muda

Selasa, 28 Oktober 2025 - 19:16 WIB

Haul Raja-Raja se-Madura, Pemkab Sumenep Teguhkan Nilai Sejarah dan Kebersamaan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 19:00 WIB

Persatuan dan Kolaborasi Jadi Nafas Baru Semangat Sumpah Pemuda di Era Modern

Berita Terbaru