
Situbondo, Salam News. Id – Mara Marda Institute (MMI) bersama Jong Situbondo mengadakan Sarasehan Pemuda, Minggu (09/05/2021) bertempat di Cafe Suntree, Situbondo.
Mara Marda Institute lahir sebagai tempat kaum muda menyiapkan masa depannya sejak dini. Tujuan tersebut dicoba dengan acara-acara sinergitas, yakni mempertemukan komunitas dan organisasi-organisasi kepemudaan dalam sebuah sarasehan.
Sarasehan yang bertema “Survive: From Hero to One” dihadiri oleh sebanyak 52 peserta yang terdiri dari perwakilan komunitas dan organisasi kepemudaan seperti BEM Universitas se Situbondo, Forum Anak, Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS), Jong Situbondo, Pemuda Muhammadiyah, Cakanca.id, Takanta.id, Dinihari studio, UKM Tari dan Karawitan UNARS, Gepsos, Rumah Sastra SMASA, Panitia Fespen, Kelas Inspirasi, IMSJ, KEMASS, KSY, ARMASSI, Forum Osis Situbondo, dan masih banyak yang lainnya.
Muhammad Farhan selaku sekretaris MMI dalam sambutannya mengatakan bahwa kita perlu mempersiapkan diri menyambut bonus demografi 2030.
“Menyikapi bonus demografi ke depan, perlu dikelola dengan baik sejak hari ini. Agar lonjakan usia produktif kelak dapat menjadi kekuatan membangun bangsa alih-alih menjadi beban”, ujarnya
Sarasehan pemuda tersebut menghadirkan putra-putri daerah terbaik Situbondo, yang terdiri dari Vita Novianti, S.P, M.AP sebagai Praktisi Pendidikan dan Hafizh Rafizal A sebagai Dosen Muda UI 2021 yang dimoderatori oleh Syaiful Bahri.
Sebagai praktisi pendidikan yang telah aktif di NGO bertahun-tahun, Vita Novianti memberikan kiat-kiat agar kita bisa survive dan keluar dari zona nyaman.
“Ada banyak cara kita bisa survive dan keluar dari zona nyaman. Kita perlu menguasai empat hal seperti networking, leadership, open mind dan public speaking,” tuturnya.
Dalam penyampaian materi Hafizh Rafizal yang merupakan sosok pemuda inspiratif memberikan motivasi kepada peserta agar bangkit dari rasa tidak percaya diri.
“Konsep growth mindset harus kita terapkan. Saya baru paham konsep tersebut ketika saya mulai bergaul. Kita harus terima dan berdamai dengan apa yang menjadi kekurangan dalam diri kita. Ketika kita memiliki growth mindset kita akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan kita, tetapi kalau kita memiliki fix mindset maka kita hanya sekedar menerima kekurangan lalu membiarkannya,” jelasnya.
Setelah pemateri menyampaikan materi, disusul diskusi tanya jawab. Peserta sangat antusias, bahkan beberapa peserta ada yang sharing bagaimana agar bisa membuang rasa minder dalam diri.
Acara sarasehan pemuda tersebut berjalan lancar. Peserta disuguhkan hiburan lagu-lagu yang dibawakan oleh Keroncong Kremes Situbondo. Acara ditutup dengan doa bersama, kemudian berbuka puasa bersama dan bincang santai.(Bella DIS)