Sumenep, Salam News. Id – Miniatur Labeng Mesem yang dipamerkan Bappeda dan BKPSDM Sumenep di Madura Night Vaganza 2025 menyampaikan pesan penuh makna. Pameran tersebut memperlihatkan betapa pentingnya inovasi yang tetap berpijak pada akar budaya dan nilai-nilai lokal Sumenep.
Bappeda dan BKPSDM bekerja sama menghadirkan stan pameran yang merepresentasikan peran strategis masing-masing dalam pembangunan daerah. Bappeda bertugas sebagai perencana pembangunan daerah, sedangkan BKPSDM mengelola manajemen dan pengembangan kualitas ASN.
Kolaborasi ini membuahkan hasil, yakni penghargaan sebagai “Best Booth” di Madura Night Vaganza 2025 yang berlangsung meriah. Penghargaan tersebut bukan sekadar prestasi visual, tetapi mencerminkan kekuatan ide, kolaborasi, dan semangat kebersamaan.

Bagi Bappeda dan BKPSDM, kemenangan bukanlah tujuan akhir, melainkan media memperkenalkan nilai lokal secara kreatif. Mereka ingin menunjukkan bahwa identitas dan warisan lokal tetap relevan dalam konteks pembangunan masa kini dan masa depan.
Keberhasilan ini mendapat sentuhan kepemimpinan dari Dr. Ir. Arif Firmanto yang menjabat Kepala Bappeda dan Plt Kepala BKPSDM. Arif menyatakan bahwa pembangunan daerah harus tetap berakar pada nilai luhur warisan leluhur Sumenep yang penuh makna.
Ia menjelaskan bahwa kolaborasi antar lembaga adalah kunci menyatukan visi pembangunan dan penguatan kualitas SDM pemerintah. Arif mencontohkan kebijakan para raja dan pemimpin Sumenep tempo dulu yang bijak dan berpandangan jauh ke depan.
Ia menegaskan bahwa semangat “Ngopèné Sumenep” atau Sumenep Unggul, Mandiri, Sejahtera menjadi landasan komitmen mereka. Penghargaan “Best Booth” itu diserahkan langsung oleh perwakilan Bupati Sumenep saat acara penutupan di Lapangan GOR A. Yani.
Tahun sebelumnya, Bappeda dan BKPSDM juga meraih penghargaan serupa lewat tema “Loteng Masa Kejayaan” yang sangat diapresiasi. Mereka bangga bisa mempertahankan prestasi yang sama, menunjukkan konsistensi dan inovasi dalam menyampaikan pesan daerah.
Tema Labeng Mesem yang dipilih bukan sekadar visual, melainkan penuh nilai filosofis dan sejarah penting bagi masyarakat. Labeng Mesem merupakan gerbang megah di area Keraton Sumenep yang melambangkan keramahan dan kebijaksanaan para pemimpin.
Dengan simbol itu, kedua lembaga ingin menegaskan sikap pelayanan yang ramah, sopan, dan berdedikasi terhadap masyarakat. Pintu masuk stan yang dihiasi taman bunga menggambarkan keterbukaan ruang publik bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ornamen taman itu selaras dengan makna Alun-Alun Sumenep sebagai pusat interaksi antara pemimpin dan masyarakat. Stan pameran diibaratkan sebagai ruang bersama untuk berbincang, berdiskusi, dan merayakan kekayaan budaya Sumenep.
Warna-warna yang digunakan pun memiliki makna mendalam: merah melambangkan tanggung jawab, hijau melambangkan harmoni. Kombinasi warna itu menjadi ekspresi semangat membangun daerah dengan keberanian dan menjaga nilai spiritual masyarakat.
Stan juga menampilkan panel surya sebagai solusi energi terbarukan yang hemat dan berkelanjutan untuk masa depan. Menurut Arif, penggunaan energi surya adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan solusi atas krisis energi fosil.(*)