Pikiran Bijak, Nafsu Terkendali: Menemukan Kedamaian dalam Hidup

- Pewarta

Minggu, 2 Maret 2025 - 09:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Ustad Juneid

Artikel, Salam News. Id – Dikatakan dalam sebuah hikmah bahwa berbahagialah orang yang pikirannya menjadi penguasa dan nafsunya menjadi tawanannya. Sebaliknya, celakalah orang yang keinginannya menjadi penguasa dan pikirannya menjadi tawanan. Kalimat ini mengajarkan kita pentingnya mengendalikan pikiran dan hawa nafsu. Ketika seseorang mampu mengendalikan pikirannya, dia akan mampu berpikir jernih, mengambil keputusan bijak, dan tidak terjebak dalam godaan duniawi.

Pikiran yang terjaga dan terkendali akan membawa seseorang pada jalan yang benar. Sebaliknya, jika nafsu dan keinginan mendominasi pikiran, maka seseorang akan mudah terjerumus dalam kesalahan. Inilah yang dimaksud dengan menjadi tawanan keinginan. Ketika keinginan lebih kuat daripada kemampuan berpikir, seseorang akan melakukan tindakan yang tidak rasional dan merugikan dirinya sendiri.

Ucapan KPU-HPN 2025

Menghindari Dosa dan Makanan Halal

Dalam ajaran ini juga disebutkan, barangsiapa meninggalkan dosa, maka hatinya akan menjadi lembut. Hati yang lembut adalah tanda kebersihan jiwa, serta kemampuan untuk menerima nasihat dan petunjuk dengan lapang dada. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali terjebak dalam dosa, baik dosa kecil maupun besar. Dosa yang terus menerus dilakukan akan menutupi hati kita, membuatnya keras, dan sulit untuk menerima kebenaran.

Selain itu, disebutkan pula bahwa memakan makanan yang halal akan membuat hati menjadi suci. Ini mengingatkan kita bahwa segala yang kita konsumsi memiliki dampak pada kondisi hati kita. Makanan halal bukan hanya soal status legalitas makanan, tetapi juga soal cara kita mendapatkan dan mengonsumsinya dengan cara yang benar. Dengan memilih makanan halal, kita tidak hanya menjaga tubuh, tetapi juga menjaga hati kita dari pengaruh buruk yang bisa menghalangi kita dari jalan kebaikan.

Kebaikan Akal yang Mematuhi Nafsu

Pasal ketujuh belas mengatakan bahwa kebaikan yang besar ada pada orang yang akalnya memerintah untuk menuruti hawa nafsunya yang sempurna. Ini berarti orang tersebut mampu mengendalikan dan menundukkan nafsunya untuk mengikuti petunjuk akal sehat. Seorang individu yang dapat menyeimbangkan antara akal dan nafsu akan menemukan kedamaian dalam hidupnya. Dia tidak akan terjebak dalam perilaku yang merusak diri dan orang lain, serta mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijaksana.

Sebaliknya, ketika seseorang menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu tanpa pertimbangan akal, maka dia akan kehilangan kendali atas diri sendiri. Kehidupan yang dipenuhi oleh keinginan tak terkendali hanya akan membawa kesengsaraan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadikan akal sebagai pemimpin dalam mengarungi kehidupan ini, bukan nafsu yang menguasai kita.

Baca Juga :  Sabar, Syukur, dan Kesadaran: Kunci Menghadapi Hidup yang Tak Pasti

Kekuatan Tuhan dalam Penciptaan dan Kehidupan

Pasal kedelapan belas mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang Maha Esa. Dalam hal ini, dikatakan bahwa barangsiapa meninggalkan dosa, hatinya akan melunak, dan ia akan mampu menerima nasihat dengan lapang dada. Perenungan tentang kebesaran Tuhan, seperti bagaimana Allah menciptakan manusia dari sperma, menjadi embrio, dan berkembang menjadi manusia sempurna, seharusnya menguatkan keyakinan kita akan kekuasaan-Nya.

Proses penciptaan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa Tuhan Maha Kuasa dalam mengatur kehidupan setiap makhluk. Setiap tahap perkembangan manusia, mulai dari janin hingga dewasa, merupakan bukti kebesaran-Nya. Begitu juga dengan perubahan alam, seperti pergantian siang dan malam, pergerakan matahari, bulan, dan bintang, serta tumbuhnya tumbuhan di bumi. Semua ini adalah manifestasi dari kuasa Tuhan yang tidak terbatas.

Keyakinan akan Kebangkitan Setelah Kematian

Perenungan tentang ciptaan Tuhan yang luar biasa ini hendaknya menguatkan keyakinan kita akan kebangkitan setelah mati. Seperti halnya Tuhan yang mampu menghidupkan kembali bumi yang kering, Dia juga mampu menghidupkan kembali orang mati. Proses kehidupan ini memberi kita pengajaran bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara, dan kehidupan abadi yang lebih baik ada di akhirat.

Keyakinan akan kehidupan setelah mati seharusnya mendorong kita untuk lebih memperhatikan amal perbuatan kita. Setiap tindakan kita di dunia ini memiliki dampak besar pada kehidupan kita di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita menjaga hati dan pikiran kita, menjauhi dosa, dan selalu berusaha mengikuti jalan yang benar agar dapat meraih kebahagiaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.

Kesimpulan

Hidup ini adalah perjalanan yang penuh dengan pilihan. Apakah kita memilih untuk mengikuti hawa nafsu atau mengendalikan pikiran kita dengan bijak? Apakah kita memilih untuk terus berada dalam dosa atau menjauhinya demi kebahagiaan hati? Semua keputusan ini ada di tangan kita. Dengan memperhatikan ajaran-ajaran yang telah disampaikan, kita diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki hati yang lembut, dan selalu mengingat kebesaran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.(Red/Part 5)

Refrensi kajian,

Baca Juga :  PENTINGNYA INTEGRITAS BAGI SEORANG PEMIMPIN

Kitab Nashaihul Ibad

 

وَقِيلَ : طُوبَى لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ أَمِيراً وَهَواهُ أَسِيراً، وَوَيْلٌ لِمَنْ كَانَ هَوَاهُ أَمِيراً وَعَقْلُهُ أَسِيراً .

وَقِيلَ : مَنْ تَرَكَ الذُّنُوبَ رَقَّ قَلْبُهُ، وَمَنْ أَكَلَ الْحَلَالَ صَفَتْ . فِكْرَتُهُ .

(و) المقالة السابعة عشرة (قيل : طوبى) أي الخير الكثير لمن كان عقله أميراً بأن يقتدى بمراد عقله الكامل (وهواه) أي ميلان نفسه إلى ما لا تشتهيه من غير داعية الشرع (أسيراً) أي ممنوعاً من ذلك (وويل) أي هلاك شديد لمن كان هواه أميراً بأن أرسلها إلى مشتهياتها وعقله أسيراً) أي ممنوعاً من نحو التفكر في نعم الله تعالى وفي عظمته تعالى .

(و) المقالة الثامنة عشرة (قيل : من ترك الذنوب رق قلبه فيقبل النصيحة ويخشع لها ومن ترك الحرام في المطعوم والملبوس وغيرهما (وأكل الحلال صفت فكرته على مصنوعات الله تعالى الدالة على إحياء الله تعالى الخلق بعد الموت، وعلى وحدته تعالى وقدرته وعلمه .

وذلك بأن تأمل بفكره وتدبّر بعقله أنَّ الله خلقه من نطفة في الرحم فجعلها علقة ثم مضغة ثم خلق منها لحماً وعظماً وعروقاً وأعصاباً وشق لها سمعاً وبصراً وأعضاء، ثم سهل الخروج للجنين من بطن أمه وألهمه ارتضاع الثدي وجعله في أول الأمر بلا أسنان ثم أنبت له الأسنان ثم أسقطها وأزالها عند سبع سنين ثم أعادها مرة أخرى، وجعل الله تعالى أحوال العبد متغيرة من صغر إلى كبر ومن شباب إلى هرم ومن صحة إلى سقم، وجعل العبد كل يوم ينام ويستيقظ وكذلك شعوره وأظفاره كلما سقط منها رجع إلى ما كان، وكذلك الليل والنهار يتناوبان كلما ذهب أحدهما جاء الآخر، وكذلك الشمس والقمر والنجوم والسحاب والمطر كلها تجيء وتذهب، وكذلك القمر ينمحق كل شهر ثم يتكامل ثم ينمحق، وكذلك الكسوف للشمس والقمر حيث يذهب الضوء منهما ثم يعود، وكذلك الأرض تكون يابسة ثم ينبت الله فيها النبات ثم يذهب منها فتعود يابسة ثم تنبت مرة بعد أخرى، فالذي قدر على ذلك كله قادر على إحياء الموتى بعد فنائهم في الأرض. فعلى العبد أن يُكثر الفكر في ذلك حتى يقوى إيمانه بالبعث بعد الموت

Berita Terkait

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan
Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati
Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid
Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar
Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H
Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni
Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat
Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

Berita Terkait

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Jangan Jadi Zombie Digital: Waktumu Terlalu Berharga untuk Disia-siakan

Senin, 7 Juli 2025 - 16:16 WIB

Mencari Ketenangan Dalam Kesunyian Hati

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:09 WIB

Sambut Tahun Baru Islam 1447 H, MWC NU Rubaru Gelar Aksi Bersih Masjid

Jumat, 27 Juni 2025 - 07:28 WIB

Dari Lokalisasi Menuju Cahaya: Dzikir dan Sholawat Sambut Tahun Baru Islam di Batu Ampar

Kamis, 5 Juni 2025 - 22:23 WIB

Takbir Menggema, Iman Menguat: Pemkab Sumenep Sambut Iduladha 1446 H

Kamis, 29 Mei 2025 - 18:20 WIB

Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Idul Adha Dirayakan 6 Juni

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:33 WIB

Jalan Menuju Kemuliaan: Kedermawanan, Ilmu, dan Cinta Akhirat

Kamis, 15 Mei 2025 - 22:26 WIB

Tiga Pilar Iman: Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT

Berita Terbaru